Bagaikan seekor binatang yang masuk kedalam sebuah lubang pasir terapung, maka setiap gerak yang dilakukan akan makin menenggelamkan binatang itu.Dimana "Nigtig Tangkah" atau balas dendam disebutkan bukanlah solusi yang tepat.
Terkadang kesalahan yang diperbuat orang lain sering kali membuat diri kita menjadi sakit hati dan menyebabkan kita membenci orang itu.
Dan rasa benci itu akan terus membebani kita.
Namun orang yang menyimpan kemarahannya itu dan ingin mewujudkannya dalam sebuah tindakan dendam, itulah disebutkan hidupnya akan makin tenggelam dalam belenggu kegelapan bathin, karena hatinya menjadi kering dari rasa kasih sayang.
Ibaratnya, kita seperti berhadapan atau memandang sebuah samudra yang luas, airnya berwarna biru langit, mengesankan sejuk dan sangat menarik minat untuk menceburkan diri kita kedalamnya.
Tetapi jika kita menceburkan diri ke dalam lautan yang luas itu kita akan segera sadar bahwa samudra itu amat sangat dalam, seperti tidak ada dasarnya.
Dan lagi samudra itu jauh dari tepian sehingga kita pasti tidak akan bisa keluar dari samudra tersebut.
Demikian pula dengan meredam gejolak bathin kita;
Dari bathin yang liar hendaknya disebutkan menjadi semakin jernih.
Dengan bathin "Galang apadang" (terang-benderang) yang sepenuhnya bebas dari kegelapan bathin kita akan bisa mengalami keheningan sempurna sebagaimana disebutkan dalam Hindu Dharma;
Bathin yang sepenuhnya bebas dari kegelapan (awidya) adalah standar mendasar ukuran keberhasilan kita di jalan dharma untuk dapat kembali mengenal tujuan hidup di dunia ini.
Karena itu dikatakan;
Belajarlah dari pengalaman agar tak terulang kembali dan jangan menyurutkan untuk tetap berbuat baik kepada orang lain...
Karena hasil pahala dari sebuah kebaikan itu tidak hanya berupa balas membalas secara langsung dengan orang yang kita bantu, bisa jadi hasilnya dalam bentuk lain;
Dan sebagai renungan dalam Bhaksa Bhuwana disebutkan;
Tuhan menciptakan orang yang gemar menyakiti hati orang agar kalian bisa merasakan sendiri rasa sakit hati yang pernah dialami orang akibat kata dan prilakumu terdahulu walau engkau tidak bisa mengingatnya lagi.
Namun suatu saat,
Yakinlah bahwa Tuhan pun akan menciptakan orang-orang baik yang akan dapat membahagiakanmu, agar kalian bisa merasakan kebahagiaan yang pernah dialami oleh orang atas kebaikan kalian dahulu.
***