Kata kasar itu ibaratnya bagaikan sampah seperti dikutip dari nasehat seorang pekak pada cucunya;
Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri…
Dalam Kakawin Niti Sastra, V.3 berkaitan dengan wacika disebutkan :Kalau engkau tanggapi berarti engkau menerima sampah itu.
Wasita nimitanta manemu dukha
Artinya :
Karena berbicara engkau juga akan dapat menemukan kesusahan.
Pelajaran etika yang dapat kita petik dari bikin/membuat Banten, Aturan/Gebogan antara lain :
Saat proses pembuatan tidak boleh mengumpat/berkata-kata kasar, selalu mengupayakan apa yang kita haturkan atas dasar pikiran, perasaan yang tulus ikhlas, haturan/gebogan dibuat atas dasar bhakti, sebagaimana orang yang bhakti akan berusaha "menghaturkan" yang terbaik bagi pujaannya (Ida Sang Hyang Widhi Wasa).
Dalam Hindu Dharma disebutkan bahwa,
Sejatinya kata-kata bisa menjadi sumber bahaya, bisa juga menjadi sumber cahaya.
Itu sebabnya, jiwa-jiwa damai, teduh memilih untuk diam dalam senyuman yang indah dibandingkan tenggelam dalam ucapan.
Salah satu sebab penting kenapa dunia kini demikian gelap dan pengap, karena terlalu banyak
manusia yang tidak tahu, kalau kata-kata itu bisa sangat berbahaya.
manusia yang tidak tahu, kalau kata-kata itu bisa sangat berbahaya.
Saat seseorang gusar dan berkata kasar, lebih-lebih kata-kata kasarnya sangat menyakiti orang lain;
ia tidak saja membuat taman jiwa di didalam jadi gersang;
Namun juga akan membuat efek dari kata-kata kasar akan panjang sekali.
Seperti menggerakkan salah satu bagian jaring laba-laba