Sifat Rakus adalah "Rengka" dalam bahasa Balinya sebagai salah satu contoh loba yang dapat menyebabkan seseorang terperangkap dalam kesengsaraan.
Dimana ketika sifat rakus menguasai diri kita,
Disebutkan bahwa kita sebagai manusia sejatinya telah terbuai oleh kenikmatan duniawi yang sesungguhnya palsu ini, yang bersifat maya sehingga dapat melupakan jati diri kita yang bersifat rohani dan telah memiliki tujuan yang lebih luhur, yakni menjadi Atman yang bebas/ mukti.
Berikut merupakan sebuah kisah yang sangat sederhana tapi mengandung makna yang sangat dalam.
Diceritakan pada zaman dahulu ada seorang pemburu yang akan menangkap monyet dengan menggunakan pongpongan yang diisi makanan lezat di dalamnya.
Diceritakan pada zaman dahulu ada seorang pemburu yang akan menangkap monyet dengan menggunakan pongpongan yang diisi makanan lezat di dalamnya.
Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap pongpongan.
Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang (rerasmen) yang ada di dalamnya.
Tapi karena menggenggam kacang, maka monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya.Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak.
pongpongan itu terlalu berat untuk diangkat.
Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi kemana-mana..!
Sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya untuk melepaskan kacang-kacang itu, tapi mereka tak mau melepaskannya…
Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah monyet-monyet itu.
Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah monyet-monyet itu.
Tanpa sadar sebenarnya banyak manusia melakukan hal yang sama seperti monyet 🐒 itu.
Mereka mengenggam erat setiap permasalahan yang dimiliki tanpa mau melepaskannya.
Mereka sering menyimpan dendam, Benci dan iri, tak mudah memberi maaf, tak mudah mengampuni.Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Sehingga tak pernah bisa melepasnya.....
Inti dari semua ini;
Jika tidak mau mengalah maka tidak akan mendapatkan kemenangan.Mengalah untuk menjadi pemenang, seperti halnya :
Dengan berbagi/bersedekah;Yuk kita buktikan bahwa kita boleh memilih dengan cerdas :
Dengan memaafkan;
Dengan mohon ampunan;
Damai kan datang dengan sendirinya.
Terus menggenggam atau segera lepaskan untuk mencapai kedamaian sebagai tujuan hidup kita yaitu Moksrtham jagadhita ya ca iti dharma.
***