Aswameda Yadnya

Aswameda Yadnya adalah kurban suci yang dilaksanakan untuk mensucikan alam dari petaka-petaka besar yang pernah terjadi yang bertujuan untuk dapat menghilangkan ego manusia.
Berfungsi sebagai penyupatan agar nantinya kalau reinkarnasi kembali menjadilah kelahiran sebagai manusia dengan kualitas yang lebih baik yang dalam fungsi dan makna upacara Bhuta Yadnya sebagaimana dijelaskan Tutur Sanghyang Tapeni :
Sebagai salah satu dari sapta yadnya yang wajib dilakukan oleh manusia sehingga keseimbangan alam semesta dengan isinya tetap dapat dipertahankan secara berkesinambungan.
Seperti halnya pada zaman dahulu diceritakan :
  • Untuk mendapatkan putra yang baik, Raja Anga (Kakek Nisadha) melaksanakan upacara ini yang dipersembahkan pada Narayana.
  • Suatu ketika Rama mengadakan upacara Aswamedha. Ia akhirnya mendapatkan kembali putra-putranya dari Dewi Sita.
Dalam makna tattwa daksina dalam kisah Mahabharata, untuk menyucikan kerajaan Astina dan Indraprastha dari kekotoran lahir batin akibat perang Bharata Yudha
Dalam perang delapan belas hari itu tentunya banyak sekali pikiran, perkataan dan prilaku yang kotor telampiaskan. 
Setelah Pandawa menang tentunya ada pihak-pihak yang mabuk kemenangan dan sebagai akibatnya merekapun akan sombong, merasa diri paling hebat. 
Untuk menghilangkan semuanya itulah Sri Krishna menganjurkan untuk melakukan Aswameda Yadnya seperti yang tersurat dalam Bhagawadgita, XVII. 13 disebutkan :
Suatu Yadnya disebut berkualitas buruk atau Tamasika yadnya apabila tanpa Daksina. Sedangkan Yadnya yang berkualitas baik disebut Satvika Yadnya.
***