Pangrupak

Pangrupak adalah pisau / tiuk pangutik tulis yang biasanya sebagai alat tulis untuk menggores daun rontal yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan penulisan.

Kelancipan sebuah pengrupak untuk menggoreskan lontar Bali sebagai warisan & tradisi manuskrip masyarakat Bali dikatakan oleh KomangPutra yang dikutip dalam artikelnya yaitu :
  • Pangrupak /dengan kelancipan 45 derajat untuk menulis aksara Bali, 
  • Pangrupak /dengan kelancipan 8 derajat untuk membuat /prasi /(menggambar di atas daun lontar), 
  • Dan pangrupak /kelancipan sedang (kurang lebih 1 drajat), lebar, dan tajam untuk memotong rontal.
Pangrupak juga memiliki tiga mata sisi yang tajam untuk menghasilkan karakter aksara Bali yang ideal.
Aksara Bali yang memiliki /kakuub (karakter) /wayah /dan /ngatumbah/matan titiran /(bundar, lembut, halus, dan mengagumkan). 
Masing-masing /pangrupak /juga memakai hiasan beragam pada /panggeh/pati /(sejenis warangka dalam keris), ada yang menyerupai pendeta (sulinggih), patung Hanoman, burung merak, atau aksara Ongkara, dan yang lainnya.
Menulis di atas daun lontar dengan /pangrupak /memerlukan keterampilan teknik menulis yang khusus. Keterampilan yang satu ini sangat memperhatikan posisi tangan saat menggores lontar.
Tangan kiri berada di posisi bawah untuk menghalasi atau memegang lontar dan tangan kanan berada di posisi atas memegang /pangrupak /serta menggerakkan jari-jemari tangan sedemikian rupa.
Jempol/ibu jari dan jari tengah tangan kanan adalah penjepit lembut pangrupak, telunjuk penekan halus saat menggores bentukan aksara. 
  • Jempol tangan kiri yang posisinya di sebelah kiri bertugas mendorong-dorong pangrupak hingga terjadi pergerakan mengarah ke sebelah kanan lontar.
  • Sedangkan dua jemari tangan kanan lainnya, jari manis dan kelingking membantu menjaga kesetabilan, berfungsi mensupalai energi kelembutan sehingga tangan tidak mudah lelah.
Menggoreskan aksara Bali dari kiri ke arah kanan harus mencermati ruang-ruang di antara tiga lubang yang ada di kiri, tengah, dan kanan.

Terdapat empat garis yang tersedia di atas rontal. 
Mulailah menulis dari garis yang memiliki ruang paling sempit, dengan aksara digantung pada garis yang telah disediakan. Perhatikan lebar ruang yang disediakan diantara garis-garis yang tersedia.
Berkosentrasi dan menciptalah dengan perasaan halus, lembut, tenang, dan senang. Goresan simbol aksara yang pertama sangat mempengaruhi besar kecil dan kehalusan aksara berikutnya. 
Karena itu jagalah hati, cerdaskan intuisi dan intekstualitas yang dimiliki. Bernafaslah yang teratur. Lemah lembut dalam ketenangan hati yang menakjubkan.
Dan sekali-kali nikmati bunyi irama yang ditimbulkan oleh goresan yang dibuat. 
***