Berkaitan dengan gerhana matahari dan bulan agar sinarnya kembali memancarkan kesempurnaannya.
Mengingat pentingnya sang surya sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup,
Maka dalam teks kuno, hendaknya disebutkan kita dapat melaksanakan Grahana Yadnya.
Grahana Yadnya disebutkan sejatinya dilaksanakan dengan maksud untuk kesempurnan kembali Sang Hyang Surya Chandra sebagai penguasa tata surya khususnya dalam peredaran matahari dan bulan.
- Surya Grahana, ketika Sang Hyang Surya berwujud mrtha, karenanya dipangan oleh Sang Kala Rawu.
- Chandra Grahana, bulan kepangan dimana cahaya bulan diterkam oleh Rawu kembali.
Demikianlah ceritanya, karenanya disebutkan prawesa ( tenggelam ) karena bertemunya Kala Rawu dengan Sanghyang Surya Chandra,
Dalam keadaan yang demikian, sepatutnyalah para rohaniawan semuanya melakukan pujaan seperlunya.
Dalam salah satu teks kuno yaitu Lontar Çundarigama dalam artikel NgurahGautama disebutkan upacara untuk graha yadnya ini dapat dilaksanakan seperti berikut ini :
- Persembahan yadnya dengan :
- Canang wangi-wangi dan raka-raka, dan bubur biaung serta penek putih kuning secukupnya dan puspa wangi.
- Melakukan renugan suci dengan membacakan isi buku-buku keagamaan dan ceritra-ceritra suci.
- Dan hendaknya kita tidak melaksanakan upacara angayu-ayu,
- Sebulan lamanya setelah Gerhana Matahari, akibat terlibatnya Sang Hyang candra.
- Setahun lamanya setelah gerhana bulan,
- oleh karena Hyang Paramawisesa melibatkan dunia ini terkena pengaruh kecemaran sehingga disebutkan belumlah diperkenankan untuk melakukan segala yadnya angayu-ayu.
***