Pipis

Pipis disingkat "Pis" atau Jinah adalah uang dalam bahasa Balinya.

Seliu-liune cening ngelah pipis. Ngelah Arte berane. Lamun cening sing bise memisan. Menyame. Mekeluarga. Metugelan. Jeg pocol lan rugi total ning diolas bedikiin cening memunyi pang sing ulian raos abuku cening meyegan. Ajak nyame. Ajak misan. Ajak ipah. Ajak nyame. Ajak keluarga. Keto nyan pengidih meme lan bape ajak cening. Bedik pesu munyi to sing ulian belog ning. Ingetang nyan to nah ning pebesen meme lan bape teken cening  [Jero Mangku Subakti]
 
Dan seperti halnya dikatakan dalam sejarahnya, pis bolong atau jinah bolong sebagai alat tukar yang sah sebagaimana disebutkan sudah mulai beredar di Bali Kuno pada abad ke-7 Masehi.
Di Bali kata “Sedana” juga berarti uang atau dengan kata lain bagian dari nafkah untuk dapat disyukuri pada saat Piodalan Rambut Sedana agar Beliau selalu melimpahkan anugrah kemakmuranNya pada kita semua.

Terkait tentang manajemen uang, dimana biaya hidup yang makin lama makin mahal, sedangkan uang makin sulit didapatkan, maka persaingan semakin meningkat dan banyak orang akhirnya menjadi kecanduan kerja.

Di samping itu menyebabkan banyak orang bersikap pragmatis, bekerja demi uang atau ujung-ujungnya duit. Sebagaimana bekerja menurut Hindu dalam kutipan majalah Raditya disebutkan bahwa :
Jarang ada orang yang mau kerja gotong royong, kerja sosial atau ngayah, semua diukur dengan uang, semua bantuan ada upahnya, lebih parahnya makin banyak orang yang tidak peduli bagaimana cara mendapatkan uang yang halal (atau mesari), tidak peduli lagi sumber uang darimana, apakah dari perbuatan yang baik atau dari hasil kejahatan, yang penting dapat uang banyak! 
Kemudian, uang yang diperoleh ternyata cukup banyak dibelanjakan untuk gaya hidup konsumtif, pamer kemewahan dan bahkan untuk kegiatan negatif seperti mabuk-mabukan, prostitusi dan konsumsi narkoba (yang pada akhirnya disebutkan akan dapat menyebabkan roh masuk neraka)

Fenomena ini merupakan cikal bakal rusaknya moral masyarakat secara luas dan masiv, sukar sekali memperbaiki kondisi masyarakat yang seperti ini! 
Untuk mengatasi hal ini carilah pekerjaaan yang mesari, dan hendaknya uang dikelola dengan bijak, hiduplah sederhana dan hemat sekaligus penuh kasih dan dermawan, sehingga harta milik terjaga dan berkembang dengan baik. 
Om, Namo Siva Budha ya namah swaha!
***