Dalam Pendidikan Agama dan Seni sebagaimana dikutip dari Catatan seorang perempuan Bali dikatakan bahwa aliran filsafat terdiri dari :
- Rasionalisme, merupakan aliran filsafat yang sangat mementingkan rasio.
- Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di luar rasio.
- Empirisme, aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna.
- Kritisisme, merupakan aliran filsafat yang menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia.
- Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda corak dengan rasionalisme yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak.
- Idealisme, adalah aliran filsafat yang menganggap bahwa realitas ini terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (soul) dan bukan benda material dan kekuatan.
- Positivisme. Positivisme berasal dari kata “positif”, yang artinya dengan faktual, yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta, menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta. Pengetahuan tidak boleh melebihi fakta.
- Positivisme hanya, mengandalkan fakta-fakta belaka bukan berdasarkan pengalaman, seperti empirisme.
- Naturalisme, merupakan paham yang berpendirian bahwa setiap bayi lahir dalam keadaan suci dan dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat berkembang secara alamiah.
- Karena itu, pendidikan pada dasarnya sekedar merupakan suatu proses pemberian kemudahan agar anak berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya.
- Materialisme, merupakan aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
- Faham materialisme ini tidak memerlukan dalil-dalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas berpegang pada kenyataan-kenyataan yang jelas dan mudah dimengerti.
- Intusionalisme, adalah suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.
- Intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan pada penalaran dan tidak bercampur aduk dengan perasaan.
- Fenomenalisme, adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.
- Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala, berbeda dengan seorang ahli ilmu positif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi, serta membuat hukum-hukum dan teori. Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti.
- Sekularisme, merupakan suatu proses pembebasan manusia dalam berpikirnya dan dalam berbagai aspek kebudayaan dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika, sehingga bersifat duniawi belaka.
- Sekularisme bertujuan memberi interpretasi atau pengertian terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada Tuhan, kitab suci dan hari kemudian.
***