- Di Warung / Toko / Tempat Usaha, stana untuk Bhatara Sri Sedana sebagai pemberi kemakmuran kepada setiap umat manusia.
- Di kamar tidur, stana untuk Kandapat;
- Di dapur, stana untuk Bhatara Brahma;
- Sumur/jeding/kran air, untuk Bhatara Wisnu sebagai dewanya air/toya.
- Di pasar tempat berjualan, untuk Bhatari Dewa Ayu Melanting;
- Di kantor, untuk Bhagawan Panyarikan atau Dewi Saraswati, dst.
.... salah satu komentar dari forum diskusi jaringan hindu nusantara (ref)
Juga dijelaskan dalam Stiti Dharma Online, fungsi pelangkiran untuk anak yang baru lahir sampai diupacarai 3 bulan, maka dibuatkan pelangkiran dari ulatan lidi/ ibus yang dinamakan berbentuk bulat, digantungkan di atas tempat tidur bayi.
Itu adalah stana Sanghyang Kumara, manifestasi sebagai perwujadan Bhatara Siwa yang ditugasi ngemban para bayi.
Setelah upacara 3 bulanan sampai terus dewasa – tua, pelangkiran diganti dengan bentuk yang dipakukan ke tembok.
Ini pelinggih Kanda-Pat (bukan Hyang Kumara lagi).
Pelangkiran juga untuk ‘pengayatan’
- Sanggah Pamerajan, yang jauh dari rantau.
- Bhatara Dewa Ayu Melanting, bagi para pedagang.
- Taksu, bagi para pregina.
- Bhagawan Panyarikan, untuk di ruangan rapat/ pertemuan
- dll.
Demikian dijelaskan pengertian dari pelangkiran, fungsi dan tujuan dari keberadaan pelangkiran.