Lontar Usada Tiwas Punggung adalah kesusastraan Bali yang menguraikan Dasa Aksara atau sepuluh huruf yang terdiri atas Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang, Mang, Sing, Wang, Yang.
Huruf-huruf ini berasal dari suku kata Sa,Ba,Ta,A,I,Na,Ma,Si,Wa,Ya yang tujuannya untuk memuliakan Dewa Siwa.Huruf-huruf ini memiliki tempat masing-masing, baik di dalam tubuh maupun alam semesta.
- Sang dengan kekuatan Dewa Iswara bertempat di jantung, di alam semesta terletak di timur.
- Bang di hati(selatan),dewanya Brahma.
- Tang di buah pinggang (barat), Dewa Mahadewa.
- Ang di empedu(utara),Dewa Wisnu.
- Ing di pertengahan hati(tengah),Dewa Siwa.
- Nang di paru(tenggara), Dewa Maheswara.
- Mang di usus(barat daya),Dewa Rudra.
- Sing di limpa(barat laut),Dewa Sangkara.
- Wang di kerongkongan dan anus(timur laut), Dewa Sambu.
- Yang terletak di susunan rangkai hati(tengah),Dewa Guru.
Sesuai kepentingan orang yang mempelajari, sepuluh aksara ini bisa diringkas atau dirangkum yang disebut Pengrukun Dasaksara. Huruf ini disatukan menjadi lima huruf dengan kekuatan Panca Dewata. Kemudian diolah lagi menjadi tiga huruf (Tri Aksara / Tri Sakti) yaitu Ang,Ung,Mang. Ketiga huruf ini merupakan lambang Dewa Brahma,Wisnu dan Iswara. Dalam tingkatan spiritual tertentu tiga huruf ini diolah menjadi dua huruf Ang dan Ah sebagai simbol bumi dan langit. Dan yang paling terakhir adalah menjadi huruf OM sebagai lambang Tuhan.
Pengolahan huruf ini disesuaikan dengan kemampuan spiritual yang dimiliki. Hal ini memerlukan proses cukup panjang.
Ibarat seorang murid,semakin tinggi sekolahnya berarti semakin ringkas huruf yang digunakan. Murid yang baru belajar biasanya disuruh menghafal sepuluh huruf tersebut. Bila sudah naik kelas, dia akan diajarkan bagaimana mengolah huruf itu menjadi lima,tiga dan dua.
Demikian diuraikan beberapa hal tentang Lontar Usada Tiwas Punggung ini.
***