Sekte Pasupata

Sekte Pasupata lebih menonjolkan pemujaan terhadap lingga-lingga/pelinggih-pelinggih Tuhan (Siwa) dalam wujud Pasu (Pusura) dan Pati (Pradana) yaitu :
Palinggih pesaren sari beruang dua yang ada di merajan saat ini untuk memuja leluhur dalam wujud purusa dan pradana sebagai sumber dari benih kehidupan.
Sekte yang pernah ada di Bali ini yang disebutkan memiliki konsep berbeda dengan Siwa Shidanta terutama dalam cara pemujaan. 
  • Pemujaan sekte Pasupata menggunakan lingga.
  • Jadi, penyembahan lingga sebagai lambang Siwa merupakan ciri khas sekte Pasupata. 
Dikutip dari salah satu komentar di forum diskusi jaringan hindu nusantara (ref)
Kemudian sekte ini dipersatukan oleh Mpu Kuturan pada waktu pemerintahan Raja Udayana.

Ajaran Hindu Siwa Pasupata seperti yang diuraikan dalam sejarah Pura Goa Gajah sebagaimana dijelaskan kharisma Madani, sekte ini dikatakan menekankan pada arah beragama ke dalam diri sendiri. Arah beragama Hindu itu ada dua yaitu Niwrti Marga dan Prawrti Marga
  • Niwrti Marga adalah arah beragama dengan memprioritaskan penguatan hati nurani, sedangkan Hindu Siwa Siddhanta lebih menekankan pada Prawrti Marga dengan orientasi beragama ke luar diri. 
  • Namun bukan berarti tidak menggunakan cara Niwrti. Hanya perbedaan pada penekanannya saja.
Cara Niwrti ditempuh untuk mencapai keadaan yang ”Pasupata” sebagaimana juga disebutkan pengertiannya.
Pasu artinya hawa nafsu kebinatangan.
Sedangkan kata Pata berasal dari kata Pati artinya raja atau penguasa. 
Pasupata atau Pasupati artinya proses pemujaan Tuhan untuk dapat menguasai nafsu yang identik dengan sifat-sifat hewan. 
Barang siapa yang mampu menguasai nafsu yang identik dengan sifat-sifat hewan itu dialah yang akan dapat mencapai Siwa secara bertahap seperti yang dinyatakan dalam Wrehaspati Tattwa 50. 
Kalau sudah dapat menguasai diri sendiri maka proses hidup selanjutnya akan lebih lancar dalam menempuh cara Prawrti Marga.

Agama Hindu sekte Siwa Siddhanta seperti yang dianut oleh umat Hindu di Bali pada umumnya memiliki tujuan yang sama dengan Hindu Siwa Pasupata itu. 
Bedanya hanya penekanannya saja. Kata Siwa Siddhanta berarti sukses mencapai Siwa yang terakhir atau tertinggi. 
Jadinya dalam satu sekte saja agama Hindu memberikan kebebasan pada umatnya untuk memilihnya. 
Seperti halnya di Pura Goa Gajah, kedua cara itu dapat hidup berkelanjutan dan umat tidak dipaksa harus ikut ini atau itu.
Umat dipersilakan secara mandiri untuk memilihnya atau memadukan semua cara tersebut. Ini artinya penganut Siwa Siddhanta tidak menganggap penganut Siwa Pasupata sebagai penganut sesat. 
Mereka menyadari substansi ajaran agama Hindu yang mereka anut sama yaitu berdasarkan Weda
Demikian juga sebaliknya yang menganut Siwa Pasupata tidak menganggap penganut Siwa Siddanta sebagai orang lain. Ini artinya umat Hindu pada zaman dahulu itu benar-benar menghormati privasi beragama sebagai sesuatu yang dijunjung tinggi.
***