Bada Dara adalah simbol keluar masuknya atman yang dalam pepalihan wadah disebutkan menggunakan ragam hias yaitu stiliran dari air cucuran atap dan beberapa daun waru. Dominan kelihatan adalah sendi dan tiang penyanggah rongan (tempat menaruh jenazah atau sawa) yang sebagaimana dijelaskan :
“Pepalihan ini menyerupai rumah burung dara yang lubangnya cukup seukuran burung dara. Burung dara dalam kesehariannya selalu bersuara seperti orang yang mengucapkan mantra.
Terinspirasi dari bentuk rumah dan suara burung dara, maka terciptalah pepalihan bada dara.
Manusia yang meninggal dikehidupannya yang akan datang selalu ingat kepada Sang Pencipta. Seperti sunari yang ditiup angin bersuara merdu...”
Pepalihan bada dara terdiri atas pepalihan wayah, tiang dan sendi, ruangannya sebagai ventilasi udara.
Ragam hias yang digunakan adalah kakul-kakulan, ganggong dan paku pipit, dengan karang daun yang penuh reringgitan dan di tengahnya terdapat bunga yang sedang mekar.