Utara Kanda

Utara Kanda adalah bagian dari Epos Ramayana yang menceritakan pasangan suami-istri Resi Waisrawa dan Dewi Kaikasi yang berputra empat orang yakni tiga orang laki-laki dan seorang prempuan. 
  1. Putra pertama bernama Dasamuka (Rahwana), 
  2. Kumba Karna, berjiwa nasionalisme.
  3. Dewi Surpanaka
  4. Gunawan Wibhisana. 
Sang Resi memerintahkan ketiga putra laki-lakinya bertapa di Gunung Gokarna. Ketiga putra sang Resi itu lantas membangun tempat pertapaan yang terpisah-pisah di Gunung Gokarma. 

Bertahun-tahun mereka melakukan tapa dengan teguh dan tekun. Karena ketekunannya, Dewa Brahma berkenan memberikan anugerah kepada mereka.
  • Pertama-tama, Dewa Brahma mendatangi Dasamuka dan bertanya apa yang diharapkan Dasamuka dari tapanya. 
    • Dasamuka mengajukan permohonan untuk dianugerahi kekuasaan di seluruh dunia. Seluruh dewa, gandarwa, manusia dan seluruh makhluk di dunia tunduk kepadanya. 
    • Permohonan itu dikabulkan Dewa Brahma.
  • Selanjutnya, Dewa Brahma menuju pertapaan Gunawan Wibhisana dan berkenan memberikan anugerah kepadanya. 
    • Gunawan Wibhisana, Putra Resi Waisrawa ini menyampaikan permohonannya agar dianugerahi kesehatan dan ketenangan rohani, memiliki sifat-sifat utama dan taat melakukan pemujaan kepada Tuhan. 
    • Permintaan itu pun langsung dikabulkan Dewa Brahma.
  • Begitu Dewa Brahma akan beranjak menuju pertapaan Kumbakarna, para dewa datang menyembah kepada Dewa Brahma. 
    • Para dewa lainnya memohon agar Dewa Brahma tidak mengabulkan permohonan Kumbakarna. Pasalnya, Kumbakarna berbadan raksasa yang mahahebat. Kalau Kumbakarna punya kesaktian, jelas akan sangat membahayakan keselamatan manusia di dunia. 
    • Meskipun ada permohonan para dewa itu, Dewa Brahma tetap bertekad memberikan anugerah karena tidak mau berlaku tidak adil kepada ketiga putra Resi Waisrawa. Apalagi, Kumbakarna juga melakukan tapa dengan sangat tekun sehingga layak mendapatkan anugerah. Namun untuk memenuhi permohonan para dewa itu, Dewa Brahma punya akal. Istri atau saktinya -- Dewi Saraswati -- diutus supaya ber-stana di lidah Kumbakarna dan bertugas membuat lidahnya salah ucap. Setelah itu, Dewa Brahma datang memberikan anugerah kepada Kumbakarna.
    • Kumbakarna memohon anugerah agar selama hidupnya selalu senang. Karena itu, ia semestinya mengucapkan kata ''sukasada''. 
  • Kisah keperkasaaan Sang Nandiswara yang mampu menekan gunung kailasa sehingga Rahwana terjepit dan kesakitan.
Namun, Dewi Saraswati sebagaimana disebutkan ketika saraswati membelokkan lidah kumbakarna  sehingga ucapan yang terlontar dari mulut raksasa tinggi besar itu adalah ''suptasada'' yang berarti selalu tidur. Andaikata Kumbakarna mendapat anugerah ''selalu hidup bersenang-senang'', maka besar kemungkinan ia selalu mengumbar hawa nafsu. Raksasa yang mengumbar hawa nafsu tentu akan dapat mengacaukan dunia.

''Begitu peranan Dewi Saraswati, dengan kata-kata yang tersaring dalam lidah dapat menyelamatkan dunia. Dalam konteks kehidupan nyata, kita juga harus bijaksana menyaring kata-kata sehingga tidak menimbulkan petaka bagi diri sendiri, orang lain maupun masyarakat secara luas dalam memaknai filosofi dari Utara Kanda sebagai bagian dari epos Ramayana tersebut.
***