Ketentraman

Ketentraman adalah kondisi batin yang stabil, di mana gejolak di dalam teredam sebagaimana mestinya. 

Dimana dalam Hindu Dharma disebutkan :
  • Jiwa yg tentram merupakan kebutuhan rohani pada setiap orang (Raksanam).
  • Dengan melakukan sembahyang kita didik untuk memiliki sifat ihklas. Ihklas pada hakikatnya merupakan kebutuhan jiwa manusia agar dapat menentramkan jiwa.
  • Sedahan sebagai pelindung untuk menjaga ketentraman dan menolak bahaya sehingga terwujudlah pekarangan dan alam sekitar yang harmonis, bahagia, aman tentram dan penuh kedamaian.
  • dll.
Dan terkadang bagi seorang meditator, ketentraman batin tersebut diupayakan secara mandiri; maksudnya, ia tidak mengharapkannya datang secara otomatis ataupun tenggelam dalam kondisi batin meditatif dengan sendirinya, tanpa pengkondisian awal sama sekali.

Sejatinya dalam hidup ini dikatakan kita tidak bisa membeli "ketentraman batin". Yang satu ini tak ada urusannya dengan uang atau harta-benda, pangkat, jabatan, pengaruh, kekuasaan maupun popularitas.

Kepemilikan atas harta, bukanlah sesuatu yg salah menurut ajaran manapun. Namun, terbelenggu kepemilikan atas materi duniawi inilah yg melahirkan komflik internal maupun eksternal. Pemenuhan demi pemenuhan hasrat kemilikan, tidak akan menyudahinya; bahkan sebaliknya, malah menumbuhkan dan memperkuat keserakahan.

Kita bisa saja punya harta benda yg melimpah-ruah, namun itu tidak mengurungkan untuk senantiasa dirongrong kekhawatiran kalau-kalau mereka tiba-tiba hilang atau menyusut. Jabatan, popularitas dan sejenisnya juga memiliki sifat yg sama; sama-sama mengundang kekhawatiran. Tiada ketenangan pada batin yg dipenuhi kekhawatiran dan rasa was-was.

Betapapun kita tahu bahwa kita "menua" setiap saat, namun secara naluriah ada kecendrungan untuk menolak hukum alam itu. Kita tak segan-segan mendandani tubuh, melatih tubuh untuk dapat mempertahankan jasmani ini dari proses penuaan. Sadarkah kita bahwa apa yg kita lakukan sebetulnya adalah melawan hukum alam?.

Bila kita perhatikan dengan lebih seksama lagi, akan dipahami bahwasanya ketentraman bukanlah suatu anugrah; ia adalah hasil usaha atau merupakan pahala dari perbuatan kita sendiri. 
Ia tidak terkondisikan secara mutlak oleh iklim di luar; iklim luar memang berpengaruh, sebatas kita mengadakan penolakan pun pengharapan terhadapnya.

Demikian pencerahan yg mengandung pengertian mendalam sebagaimana dikutip dari salah satu artikel Budi Tajun dari halaman Hindu di fb.
***