Gamang

Gamang adalah salah satu jenis dari wong samar yang dapat membantu pemiliknya menjadi cepat kaya namun memiliki permintaan atau balas budi yang jahat.

Dalam kisah leak wong samar diceritakan :
Pada suatu hari seorang lelaki (sebut saja namanya I Made Deni Indraya) membeli pot bunga melati yang sudah berbunga. 
Pot bunga tersebut sampai di rumah diletakkan di teras rumahnya. Pada malam hari bunga melati menebar bau harum. 

I Made Deni Indraya pun senang dengan tanamannya itu. Pot bunga tersebut dirawatnya dengan baik, disiram, dan dipupuk sehingga tumbuh subur dengan harapan bunganya semakin banyak dan harum.

Setelah beberapa lama diletakkan di teras, tidak saja I Made Deni Indraya yang senang dengan bau semerbak bunga melati tersebut, ternyata sesosok gamang yang entah sengaja atau tidak datang ke sana kemudian mencium bau harum, lalu tertarik dengan keharuman bunga melati itu. 

Samar itu memutuskan untuk sering-sering datang menikmatukeharuman bunga melati diteras rumah I Made Deni Indraya tersebut. Kebetulan pula letak pot bunga itu berada di dekat I Made Deni Indraya menghaturkan rarapan setiap kali ia datang dari berpergian. 

Maka kloplah tempat itu sebagai persinggahan yang pas mantab bagi si gamang, dimana tempat itu sejuk, harum, sekaligus tersedia hidangan buati si samar. Oleh karena itu makin sering si gamang datang ke sana, sampai akhirnya si samar memutuskan untuk tinggal di pot bunga itu. Demikian cerita awalnya.

Setelah sekian lama ia menikmati apa yang disuguhkan ole I Made Deni Indraya, lau I samar mulai berpikir untuk membalas budi baik dari I Mde Deni Indraya. 

Maka suatu hari Si Samar menyamar menjadi sosok manusia yang ketemu di jalan dan mereka berkenalan. Perkenalan mereka berlanjut dengan persahabatan, sampai pada suatu kesempatan si samar yang berwujud manusia itu memahami keinginan I Made Deni untuk menjadi seorang kaya raya dalam tempo cepat. Maka megertilah isamar dan mengatakan kepada I Mde bahwa dirinya sejatinya adalah mahluk niskala yang akan membantu I Madeunutk memajukan usahanya. 

Hal ini dilakukan sebagai ucapan terima kasih atas segala suguhan yang selalu ia persembahkan di pot bunga melati itu. Made pun menerima tawaran si samar dengan senang hati karena keinginannya yang keras untuk menjadi seorang kaya raya. 

Singkat cerita setelah kesepakatan itu, usaha I Made menjadi semakin maju, I Made Deni Indraya menjadi orang kaya raya dalam waktu cepat. Kehidupannya menjadi berubah dan berkelas. Ia hidup berbahagia dengan istrinya yang cantik dan seksi. 
Namun si Istri tidak tahu apa yang menyebabkan usaha suaminya menjadi maju dalam sekejap. Pokoknya menjadi orang kaya.

Persahabatan I Made Deni Indraya semakin akrab. Dalam keakraban itu, kemudian I Made Indraya yang sudah kaya raya menanyakan kepada si samar, apa yang bisa dibantu untruk membalas budi baiknya. Apakah perlu dibuatkan pelinggih atau apa? 

Kesempatan ini lalu digunakan untuk mengajukan permintaan kepada I Made Deni Indraya, sebab dalam beberapa bulan belakangan ini ia selalu ngiler melihat penampilan istri I Made Indrayayang dilihatnya menawan. Maka I Samar meminta agar diijinkan untuk bercengkrama dengan istri I Made Indraya.

Mendengar permintaan tersebut, pastilah I Made keberatan. Namun I samar memberitahu bahwa kalau tak diberi maka ia akan mengakhiri persahabatannya dan tidak akan membantu lagi dalam usahanya. I Made pun menjadi serba salah, maka dengan berat hati ia mengijinkan permintraan si samar, demi kelangsungan kekayaannya. Kesepakatan pun kembali terjadi.

Pada suatu hari I Samar hendak bercengkrama dengan istri I Made. Ia kemudian merubah wujud menjadi sosok I Made Indraya. Istrinya yang tak tahu bahwa ityu adalah I Made Deni “Gamang” dengan senang hati bercengkrama. Seperti halnya manusia biasa, diberi sekali, minta kedua kali, tiga kali dan seterusnya. Akhirnya isamar berulangkali melakukan hal yang sama. 

Hal ini diketahui oleh I Made Deni Indraya, namun ia tidak bisa berbuat banyak. Di satu sisi I Made asyik menikmati gelimangan harta termasuk juga wanita. Setelah sekian lama, istri I MadeIndraya menjadi sakit karena energi kehidupannya setiap kali diserap oleh Si Made Deni “Gamang”, sampai akhirnya istri I Made meninggal dunia.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Si Samar lalu meninggalkan apartemennya yang berupa pohon melati dalam pot itu, serta tak lagi menjalin hubungan dengan I Made Indraya. Setelah hengkang dari persahabatannya dengan I Made, lalu tak ada yang membantu I Made dalam memajukan usahanya secara niskala, sehingga lambat laun usahanya menjadi mundur dan tak lama berselang I Made Deni pun bangkrut. Ia kehilangan banyak harta Karen arugi usaha, kemalingan, dirampok, dll sehingga jatuh miskin kembali.

Dalam kemiskinannya, I Made Deni kemudian berpikir dan merenung di teras tempat pot bunga melatinya. Rupanya si samar iseng itu telah merubah hidup dan sekaligus menghancurkan kehidupannya. Ia sadar bahwa sejatinya yang salahadalah dirinya sendiri terlalu berobsesi menjadi orang kaya, sehingga hai itu dimanfaatkan oleh si samar yang kebetulan punya keinginan lain juga. 

Dalam ambisinya menjadi orang kaya, kini ia telah kehilangan banyak hal yakni harta, cinta, dan harapan. Dalam renungan ia tersadar dan kembali untuk membangun kehidupannya seperti apa adanya tanpa dibebani oleh ambisi serta obsesi-obsesi yang menyebabkan keterikatan duniawi, serta menyebabkan keterikatan duniawi, serta menyebabkan terjebak dalam dunia kelam.

Ia teringat dengan cerita para tetua mengenai persekongkolan antara manusia dengan wong samar dalam membangun kehidupan yang diinginkan. Semuanya adalah maya, semuanya adalah menjebak, semuanya menyesatkan, serta semuanya ada persyaratan yang sudah tentu menyakitkan untuk menyeimbangkan kenikmatan yang didapat atau yang diberikan oleh si samar. Orang menyebutnya dengan tumbal

Dan memang inilah aturannya. Sudah banyak cerita tentang itu.
I Made Deni Indraya tersadar bahwa ambisi dan obsesinya justru menghancurkan hidupnya. Ia baru menyadari bahwa manusia harus hidup dalam garis karma, bukan dalam garis ambisi serta obsesi.
***