Dalam kehidupan sehari-hari, orang Bali membagi waktu dalam sehari dengan istilah dauh. Ada beberapa dauh, salah satunya sandi kala yaitu waktu hari berahkir untuk masuk ke waktu malam yang dalam bahasa lumrahnya disebut dengan Sunset time.Atau sebelum hari menjadi gelap.
Pada zaman dahulu, para yogi memandang bahwa :
Karena diyakini saat kedua waktu tsb, arus vibrasi kekuatan Tuhan sangat deras dalam memelihara kehidupan di dunia, maka dari itu pada zaman dahulu para yogi menyebut kedua waktu tersebut sebagai waktu Tuhan.
Sehingga para penekun meditasi akan lebih suka melakukan meditasi pada kedua waktu itu, terutama saat pagi hari, karena hari pagi memiliki kelebihan secara lahiriah, yaitu suasana hening dan usata madih sejuk, serta badan segar setelah istirahat tidur. Juga pikiran masih kosong dari kegiatan tugas-tugas dan pekerjaan.
Demikian pula halnya di Bali, Sandhi Kala sore hari yang lebih menonjol dan diyakini waktu penuh kegaiban.
Saat itu umat Hindu Bali jarang mau untuk berada diluar rumah, lebih-lebih pas pada hari rerainan kajeng kliwon, mereka menghaturkan canang dan segehan secukupnya di depan rumah (lebuh).
Keindahan Sandhi Kala akan dapat kita nikmati bila kita sedang berada di pantai yang bisa melihat matahari terbenam seperti halnya di Pantai Kuta.
Duduklah dengan tenang, rasakan hangatnya pasir, itu akan sangat memberi kesegaran pada seluruh tubuh.
Suasana yang hening dengan cakrawala memancarkan warna keemasan yang indah dan penuh vibrasi ketuhanan.
Maka pikiran pun akan menikmati keindahan dan keheningan alam, sehingga pikiran mudah terserap untuk terkonsentrasi dalam suasana semadhi sehingga kedamaian dan ketenangan serta kebahagiaan akan meliputi jiwamu; [Ref : Ketut Nugra/Hindu Fb]
Dan sebagai renungan dalam hidup ini disebutkan bahwa :
Jadilah seperti senja yang kehadirannya selalu membuat ketenangan dan kepergiannya selalu membuat kerinduan.
***