Dambha

Dambha adalah sifat munafik dari mereka yang biasanya berpura-pura suci tetapi hidup sebaliknya; 
Sebagai salah satu dari sifat buruk asuri sampad yang disebutkan hendaknya disomya.

Kitab suci Bhagavad Gita 3:6 menyebutkan ;
"Seseorang yang duduk diam seolah telah berhasil mengendalikan indranya, padahal berpikir terus tentang kenikmatan indrawi; adalah orang bingung, munafik, dan tengah menipu dirinya sendiri.” 

Ketika orang berperilaku munafik karena pikiran tidak jujur, hati nuraninya sendiri akan tertawa mencemooh. 
Tetapi egoisme membuatnya begitu bebal dan tak berdaya untuk dapat menghentikan kemunafikannya. 

Perilaku munafik adalah upaya penipuan yg sia-sia, terlebih lagi dihadapan Tuhan/Hyang Widhi yg maha mengetahui semua yg terjadi, dan karenanya tidak akan pernah salah menentukan karma yg sesuai untuk sebuah kemunafikan.

Pengalaman memalukan akibat dari kemunafikan seharusnya menjadi pelajaran yg berharga bagi orang-orang munafik kemudian mau menghentikan kemunafikan itu. 
Tetapi, mengapa itu sepertinya begitu sulit bagi mereka? 
Karena mereka belum bisa menguasai egonya sendiri yg cenderung menyeretnya keluar mengejar berbagai kesenangan duniawi berupa harta benda, kekuasaan, ketenaran, pujian, pengakuan dan lain-lain. 

Berperilaku munafik hanya demi kesenangan semu, mereka telah mengorbankan ketenangan mereka sendiri, bahkan akan menjadi sangat terpuruk ketika kesenangan dari kemunafikan telah tiba saatnya untuk memberi mereka pengalaman-pengalaman yg memalukan. 

Apakah gunanya orang-orang munafik tampil seperti orang suci, mengenakan busana dan asesori kesucian, jika dalam hati nuraninya mengetahui rasa bersalah yg memalukan dari kemunafikan mereka. 

Dan tidak bisa dipungkuri, hati nuraninya akan semakin merasakan kemunafikannya ketika harus meniup mengeluarkan sebutir pasir dari mata orang lain, sementara sebutir kerikil mengelilipi matanya sendiri. 
Pertama mereka harus menyingkirkan kerikil yg mengelilipi matanya sendiri, sehingga dapat melihat dengan jelas untuk dapat mengeluarkan sebutir pasir yg mengelilipi mata orang lain.

Orang-orang yg berhati lemah penuh kelicikan tetapi ingin tampil sebagai penguasa yg mengesankan adalah ibarat tikus-tikus yg mengenakan rompi kulit harimau. 

Bagi orang yg tidak tertipu oleh rompi harimau yg dikenakan, mereka tetap saja tampak sebagai gerombolan tikus pencuri makanan milik tuan rumah dimana mereka tinggal. Bahkan ketika tuan rumah berusaha mengamankan makanannya, gerombolan tikus pun akan berusaha menjebolnya dan mencuri makanan yg ada didalamnya.

Demikianlah orang-orang munafik sering membuat geregetan, bahkan dibenci, seperti gerombolan tikus clurut yg nyaring bercicit dengan bau tak sedap terus bergerak menyusuri setiap sudut ruangan untuk menemukan apapun yg bisa mereka santap.

Postingan ini diambil dari berbagai sumber, semoga ada manfaatnya. Salam cinta kasih penuh rasa welas asih.
***