Ramah Tamah adalah kegiatan dan acara keakraban dengan suasana hati penuh dengan rasa gembira yang akan tersimpan dalam relung kalbu sampai akhir nanti.
Namun atma yang semasa hidupnya sangat tidak ramah tamah dan selalu membanding - bandingkan tamu yang datang kepadanya maka disebutkan pada saatnya nanti akan berhadapan dengan sang jogor manik untuk dapat mempertanggungjawabkan segala perilakunya.
Oleh karena itu,
Seperti halnya termuat dalam berita tribun Bali, di hari Manis Galungan disebutkan masyarakat Bali biasanya menggelar kegiatan ramah-tamah, berkunjung ke rumah sanak saudara, dan juga berpergian bersama keluarga sebagai jalinan kekerabatan.
Begitupun dengan melayani orang dengan ramah tamah maka anda akan dapat melihat betapa menariknya dia bagi semua orang.
Sejatinya setiap agama mengajarkan agar umatnya selalu bersikap ramah, murah hati, welas asih terhadap sesama manusia dan tabah dalam menghadapi berbagai cobaan dan kesulitan.
Dalam petikan sloka Manawa Dharmasastra VI.8 dikatakan bahwa hendaknya setiap orang dapat bersikap ramah, murah hati dan welas asih.
"Swadhaye nitya yuktah syad danto maitrah samahirah data nityamanadata sarwa bhutanukampakah".
Artinya :
... Tegarlah dalam menghadapi segala kesulitan, berlakulah ramah tamah terhadap siapa saja, selalulah bersikap murah hati dan welas asih.
Apabila semua umat berlaku demikian, maka dunia ini diharapkan akan menjadi tertib, aman tenteram dan damai.
***