Mementingkan diri sendiri

Mementingkan diri sendiri adalah salah satu prilaku tanpa adanya keikhlasan yang disebutkan bertentangan dengan ajaran karma marga dalam pengabdian bermasyarakat.

Ia yang selalu berhitung dengan untung dan rugi dengan surga dan neraka dst.. sejatinya dikatakan belum mengetahui indahnya semangat keikhlasan..

Dalam matematika kehidupan dinyatakan ;
Ketika kita melakukannya dengan IKHLAS, tanpa mengharapkan sesuatu imbalan apapun, sama dgn 1 ÷ 0, 
Maka hasilnya akan menjadi "Tak Terhingga" yang artinya Tuhan akan memberikan balasan atas keikhlasan kita dengan balasan yag tak terhingga.

Ketika kunci ini belum didapatkan maka disebutkan selama itu pula pintu pencerahan tidak bisa dibuka.

Itulah sebabnya bagi mereka yang merindukan pencerahan maka upaya menumbuhkan rasa ikhlas ini mesti diperjuangkan dengan gigih. 

Ikhlas lebih mengacu pada semangat dan rasa.. bukan dalam teori dan kata²..
  • Seorang ayah dan ibu menyatakan telah merawat dan mendidik putra/inya dg ikhlas tetapi ketika si anak tulah dengan menelantarkan mereka di usia tuanya.. ayah dan ibu menjadi sedih dan mengeluh...
  • Seorang pemuja menyatakan bahwa ritual keagamaan yg dilakukannya adalah yajnya pengorbanan suci dg tulus ikhlas tetapi ternyata dalam hati dan doa² pengantarnya penuh dengan permohonan utk keselamatan, kesuksesan, kesejahteraan dll...
  • Seseorang memberi sesuatu kepada pihak lain entah berupa punia materi/wacana² tentang kebaikan tetapi ketika yang diberi tidak mau menerima/mengabaikannya.. ia menjadi kecewa dan merasa tidak dihargai...
Contoh² tsb bukanlah gambaran tentang keikhlasan.. tetapi mementingkan diri.. 

Hari ini banyak sekali yang menyuarakan tentang keikhlasan dan mengulang²nya seperti burung beo tanpa mengerti makna yang sebenarnya. 

Pemberian dan penerimaan yang murni tiada keterikatan dan lepas tanpa syarat merupakan bentuk keikhlasan yg sesungguhnya.

Ketika memberi lakukan dengan semangat melayani dan sebagai ungkapan rasa terima kasih atas kesempatan yang dianugerahkan.

Jangan mengharapkan imbalan sekalipun hanya ucapan terima kasih...

Demikian pula ketika menerima, sambutlah dengan suka cita rohani sebagai sebuah karunia tanpa pernah menyalahkan pihak lain atas apapun yang didapatkan. 

Karena seorang yang berjiwa ikhlas adl seorang vairagya sejati .. dan semangat ikhlas adl pencapaian sejati bagi proses transformasi rohani..

Demikian ditambahkan Guru Arta dalam artikel Hindu di fb.

Seperti halnya dalam filosofi Anresangsya sebagaimana disebutkan; 

Kepribadian orang - orang yang berjiwa besar hendaknya tidak mementingkan diri sendiri, sehingga akan selalu dihargai orang lain.

***