Memberi sesuatu dikatakan juga tidak ditentukan oleh seberapa besar atau kecilnya pemberian itu, tapi dikatakan seberapa tulusnya pemberian itu.
Seperti halnya ketika pemberian punia oleh para dermawan yang tulus iklas dan tanpa pamrih terhadap hasil yang akan diterima.
“Ketika kamu memberi, kamu akan memperoleh kebahagiaan yg lebih banyak daripada ketika kamu diberi”
Diceritakan, ada seorang yang miskin bertanya pada Sang Guru Bijak,
Mengapa aku menjadi orang yg sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup ?
Sang Guru menjawab,
Sang Guru Bijak berkata :
Sang guru mejawab:
Mengapa aku menjadi orang yg sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup ?
Sang Guru menjawab,
Karena engkau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain.Tapi saya tidak punya apapun untuk di berikan pada orang lain, jawab si miskin.
Sang Guru Bijak berkata :
Sebenarnya engkau masih punya banyak untuk engkau berikan pada orang lain.Apakah itu, guru?
Sang guru mejawab:
- Dengan Mulut yg engkau punya, engkau bisa berikan senyuman & pujian.
- Dengan Mata yg engkau punya, engkau bisa memberikan tatapan yg lembut.
- Dengan Telinga yg engkau punya, engkau bisa memberikan perhatian untuk mendengar keluh kesah orang di sekitar mu.
- Dengan Wajah yg engkau punya, engkau bisa memberikan keramahan.
- Dengan Tangan yg engkau punya, engkau bisa memberikan bantuan & pertolongan pada orang lain yg membutuhkan & masih banyak lagi.
Itulah yg menyebabkan orang lain juga tidak pernah mau memberikan apapun pada dirimu.Engkau akan terus seperti ini jika engkau tidak mau memberi & berbagi pada orang lain & siapapun.
Pulanglah... & Berbagilah.... pada orang lain dari apa yg masih engkau punya, agar orang lain juga mau berbagi denganmu.
Demikianlah sebegai renungan dalam hukum sebab akibat, sebuah pemberian yang tulus ikhlas juga disebutkan dalah Hindu merupakan kekayaan yang sejati dan tetap semangat untuk menjalani kehidupan ini.
***