Nirartha Prakertha

Nirartha Prakretha (Nirarta Prakerta) adalah sebuah kakawin pada zaman peralihan yang ditulis oleh Mpu Prapanca atau yang bernama asli Dang Acharya Nadendra itu pada tahun 1288 Saka (1366 Masehi).
Kakawin ini selesai dituliskan sesudah beliau menuliskan kakawin Desawarnana atau yang kini lebih dikenal dengan nama Kakawin Nagarakretagama
Semoga dengannya kita – yang berkenan membacanya – bisa mendapatkan manfaat bagi kehidupan dunia yang sementara ini. Rahayu..

  • Orang yang belum memahami ajaran agamanya ibaratnya seekor katak.
Sangat mustahil katak dapat menikmati wangi bunga tanjung yang banyak tumbuh di air. Berhari-hari dan bermalam-malam ia tinggal di tempat yang sama, tetapi tak juga dapat memahami akan keindahan bunga teratai. 
Lain halnya dengan seekor lebah,
Dari kejauhan dia sudah dapat mengetahui (keindahan dan harumnya bunga tanjung).
Demikian pula lebah penghisap madu (dengan penuh kesabaran menghisap sedikit demi sedikit, tapi dengan teratur sehingga lama-lama banyak terkumpul). 
Orang yang berusaha dengan tak berhenti-henti akan segera berhasil dan akhirnya menjadi sempurna.
  • Demikianlah juga manusia untuk dapat mencapai keseimbangan artha dan kama,
Sesudah banyak terkumpul hartanya, apa juga yang dikehendakinya dimungkinkan dapat terlaksana; akan tetapi tiada berhenti juga ia mencari benda-benda yang bernilai tinggi, agar ia senantiasa dapat berhasil dalam melaksanakan berbagai pekerjaan yang utama. Katanya, “Supaya dapat menemukan kehidupan yang laksana permata yang tiada tara.”
Dalam beberapa terjemahan Nirartha Prakerta disebutkan juga :
  • Pengetahuan suci merupakan suluh bagi sang pandita, bagaikan cahaya api, juga cahaya matahari dan bulan, di dalam dirinya yang tampak maupun yang tidak tampak dikalahkannya segala musuhnya yang bagaikan gelap gulita hilanglah kegelapan pikirannya (tamah), segala kenestapaan (papa) dan kekotoran (klesa) menjadi musnah, dengan penuh kebahagiaan beliau membuat bahagianya dunia dengan kekuatan jnana yang besar.
Demikianlah perbuatan orang yang telah mencapai kesempurnaan jiwa;
Jnana bagaikan api yang berkobar-kobar, bercahaya cemerlang;
Cahayanya memenuhi jagat, namun tidak terlihat, hanya terlihat wujud yang sangat halus nan indah.
***