Meneng

Meneng artinya diam atau hening dalam Bahasa Balinya yang merupakan kebijaksanaan dan strategi hidup.
Sira meneng ana meneng, nora liwat po saking rika, sang hyang kalepasan aranira. [Tutur Angkus Prana]
Artinya :
Dengan hening, keadilan Tuhan dapat ditemukan dalam keseharian hidup manusia.
Dimana diam tanpa kata merupakan bentuk hening agar kita dapat berpikir dengan tenang.
Sejatinya setiap masalah kita dituntut untuk menganalisa terlebih dahulu secara tepat segala peristiwa dan akibatnya,
Menyaring secara jernih apa yang bermanfaat bagi hidup ini dan menyimpulkan secara cerdas apa yang seharusnya kita lakukan serta menyikapi secara dewasa apa yang perlu kita sikapi. 
Itulah makna diam yang sesungguhnya, seperti yang dikatakan Kompasiana, "Kapankah Diam Itu Dikatakan Emas?"
Maka dari itu akan terasa lain betapa bedanya antara diam yang berdasarkan kebodohan dengan diam yang berdasarkan kebijaksanaan dan kedewasaan.

Dalam Hindu Dharma disebutkan bahwa :
Terkadang duduk diam bukan berarti tidak melakukan tindakan apapun;
Karena itu disebutkan dengan berdiam diri kita dapat merenung untuk dapat :
    • Belajar melawan diri sendiri.
    • Dan melawan keangkuhan dalam diri kita sendiri.
Karena dengan sedikit bicara banyak bertindak itulah sikap yang jauh lebih bijaksana.
Dapat berpikir dengan tenang agar kita bisa lebih mengerti langkah apa yang akan kita jalani, kita jadi mengerti ke arah mana kita akan melangkahkan kaki.
Semoga dengan duduk dan berdiam kita akan belajar mendengarkan Tuhan, jangan hanya kita menuntut tuhan untuk mendengarkan keluhan kita.
Namun dengarkanlah dia karena seringkali kita abaikan Beliau.
Semoga dengan diam kita dapat merenung dan kembali sadar akan segala kesalahan kita untuk dapat melangkahkan kaki ke masa depan yang lebih baik.
***