Wijaksara

Wijaksara adalah aksara, huruf, suku kata; suku kata suci yang diyakini memiliki kekuatan kesucian, kekuatan magis, kekuatan magnetis, niskala, dan spiritual religius yang terdiri dari :
Penggunaan aksara suci dalam kajang yang digunakan saat upacara ngaben pada dasarnya juga bersumber dari wijaksara/bijaksara ini yang dalam kutipan aksara bali; realitas dan tantangan di masa depan sebagaimana disebutkan secara etimologis aksara ini berasal dari kata wija/bija (sanskerta) yang artinya 'benih atau suku kata mistik yang merupakan bagian esensial mantra dan aksara yang artinya 'huruf, suku kata; suku kata suci' (Zoetmulder dan Robson, 1982: 1432).
  • Jadi, aksara wijaksara merupakan bagian dari aksara suci/suku kata suci yang merupakan bagian esensial mantra. 
Sementara itu, Nala (2005: 106) menyatakan bahwa aksara wijaksara merupakan aksara inti (wija,bija: benih, inti),
  • Diyakini memiliki kekuatan kesucian, kekuatan magis, kekuatan magnetis, niskala, dan spiritual religius. 
Aksara wijaksara di Bali lebih dikenal dengan nama aksara bijaksara. Karena memang pada dasarnya bunyi [b] dan [w] terletak pada titik artikulasi yang sama yaitu bilabial atau warga ostia. Maka dari itu, sering dua bunyi ini ditukarkan dalam penggunaannya, seperti kata /babi/ dan /bawi/, maupun /bali/ dan /wali/.

Dalam realisasinya aksara wijaksara ini terdiri dari :
  • aksara wresastra dan swalalita
  • yang ditambahkan aksara amsa atau ulu candra, kecuali aksara (ah). 
Aksara wijaksara terdiri dari ekaksara, dwi aksara, tri aksara, pancaksara, panca Brahma, dasaksara, catur dasaksara, dan sad dasaksara. Aksara wijaksara lebih banyak dipergunakan dalam bidang filsafat keagamaan, tutur yang merupakan penglukun dasaksara 'peringkasan sepuluh aksara' yang berkaitan dengan filsafat kehidupan mikrokosmos dan makrokosmos.
***