Sikut

Sikut adalah ukuran panjang dan jarak dalam Bahasa Balinya yang ideal bagi pemiliknya.

Secara umum ada tiga istilah seperti dalam ukuran bangunan rumah tradisional Bali dari Aspek Budaya dan Antropometri disebutkan :
  • Sikut Karang, perwujudannya lahir dari rentangan tangan si pemilik. 
    • Dengan satuan pengurip (merupakan ukuran tambahan yang memberikan makna tertentu bagi pemiliknya).
    • Dan Sikut Satak jika dikonversi ke dalam pengukuran modern melebihi dari empat are (atau > 400 m2).
  • Sikut Natah, ukuran atau jarak antara bangunan satu dengan yang lain dalam satu pekarangan, dengan satuan utamanya a-tapak batis (panjang telapak kaki pemilik) dan satuan penguripnya a-ngandang (lebar telapak kaki). 
    • Dan masing-masing memiliki arti tersendiri yang perhitungannya mengikuti aturan Astawara dari Urip Wewaran seperti : 
      • Sri
      • Indra
      • Guru
      • Yama
      • Rudra
      • Brahma
      • Kala
      • Uma. 
  • Sikut Gegulak, ukuran pendimensian wujud bangunan yang di terjemahkan dari bagian-bagian fisik manusia kedalam bilah bambu yang manunjukkan rai (basic dimension). 
    • Untuk gegulak di gunakan satuan rai dari turunan ras-ras jari telunjuk. 
    • Ukuran rai ini merupakan kelipatan dari a-guli (ruas dari ujung jari telunjuk). 
      • Dengan demikian a-guli merupakan satuan dasar dari ukuran rai.
Sedangkan satuan ukuran yang menggunakan ukuran tubuh sang pemilik berdasarkan asta kosala kosali, disebutkan oleh nyakizza sehingga nantinya akan sesuai (ideal) dengan pemiliknya juga dijelaskan sebagai berikut :
  • Agu’ (sebuku jari), dua nyari (dua jari) dan petang nyari (empat jari)
  • Agemel (selubang bulatan tangan yang dibentuk dari mengetemukan ujung jari telunjuk dengan ujung ibu jari)
  • Alek (sepanjang jari tengah) dan akacing (sepanjang jari telunjuk)
  • Astapak batis ngandang (sepajang lima jari-jari kaki) dan astapak batis (sepanjang telapak kaki, yaitu dari ujung tumit hingga ujung ibu jari)
  • Sedemak (segenggaman tangan atau sekepalan tangan) dan tampak lima (sepanjang satu tangan dengan lima jari terbuka)
  • Acengkang (atau alengkat) (sejengkal, dari ujung jari telunjuk hingga ujung ibu jari yang direntangkan)
  • Musti (seukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang menghadap ke atas),
  • Hasta atau Asta (ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewasa dari pergelangan tengah tangan sampai ujung jari tengah yang terbuka)
  • Depa (ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang direntangkan dari kiri ke kanan).
Sebagai tambahan, seperti contohnya dalam pengukuran-pengukuran berikut :
  • Dalam tutur lontar wiswakarma, disebutkan ukuran tangkai tombak, sampai besinya (tombak) panjangnya sesuaikan dengan yang menggunakannya yaitu dua depa, mahurip lima lengkat ...
  • Dalam kelengkapan banten pemakuhan, hendaknya disebutkan toya pemakuhan berasal dari undagi yang membuat sikut tersebut.
***