Bhatara Gana

Bhatara Gana juga kerap digambarkan sebagai pemimpin utama (Vinayaka) atau sebagai pemimpin para “Gana” (Ganapati) yang selalu menyertai dan mengikuti Siwa, atau sebagai dewa penguasa segala rintangan (Vignesswara) yang dalam makna pemujaan Gana di Bali disebutkan :
Selain dipuja sebagai dewa penghalang rintangan, pembasmi penyakit, penjaga desa, dewa pengetahuan, Gana juga dimohon sebagai dewa pembersih, dan pangelukatan.
Penyebutan nama-nama ini menunjukkan sekaligus Ganesa sebagai penguasa dari segala situasi. 
Karenanya dalam setiap upacara Hindu, pemujaan tak dapat dilakukan sebelum memanggil Ganapati.
Dalam Upa-Purana, Gana juga dipandang sebagai dewa tertinggi, di mana tak saja dipuja manusia arif pencari kebijaksanaan, namun para dewa dan para rsi pun begitu memuliakan peran besar dewa ini. 
Diyakini sebagai dewa penghalang rintangan karena dia selalu merintangi orang-orang yang bermasud jahat. Mungkin itu sebab patung Dewa Gana selalu berada di pintu gerbang umat Hindu di Bali.
Gana diyakini sebagai penguasa kebajikan karena dia memang terpelajar dan bijaksana. Dia digambarkan sebagai dewa berwajah kuning dengan empat tangan, masing-masing memegang sekuntum bunga teratai, sebuah cakram, sebuah terompet kerang dan sebuah gada yaitu senjata surgawi supra phisik.

Juga dalam makna pelaksanaan upacara Rsi Ghana disebutkan pula bahwa, Dewa Gana dimohon kehadiran serta anugerah-Nya untuk mengubah kekuatan Bhuta Kala, yang cenderung merusak, menjadi kekuatan welas asih, yang melindungi serta memberikan kebahagiaan.
***