Barong Brutuk

Barong Brutuk adalah tarian Barong yang dipercaya membawa keselamatan dan berkah bagi penduduk Desa Trunyan yang telah ada sejak ratusan tahun lalu yang menurut keterangan Ni Made Sri Andani, Barong Brutuk Di Desa Trunyan, Kintamani, Bangli tersebut merupakan tarian yang menggambarkan kehidupan para leluhur di jaman dulu sebagai unen-unen (anak buah) dari leluhur orang Trunyan, yakni Ratu Sakti Pancering Jagat dengan istrinya Ratu Ayu Dalem Pingit Dasar.
Demikian juga lecutan cambuknya. dipercaya memberi kesembuhan (tamba) bagi yang sakit. Beberapa orang anak-anak memanggil-manggil dan menggoda Barong Brutuk agar mencambuk ke arah mereka. 
“Ratu!! meriki Ratu!” (Ratu! Ke sini Ratu!) atau “Malih Tu! Malih Tu! Nunas Tamba, Tu!” (lagi Ratu! Minta Obat).
Pementasan ini sangat panjang. Pagi hari hanya di halaman Jeroan Pura, lalu setelah istiahat sejenak dilanjutkan ke areal Jaba Pura (bagian luar /areal Pura yang lebih rendah).
Sore harinya dipentaskan bagaimana pria dan wanita Trunyan pada jaman dulu mencari pasangannya, yang disebut dengan acara metambak-tambakan. Barong Brutuk dengan topeng raja dan ratu menarikan tarian percintaan ini. Mereka sama - sama menari dengan aggresif-nya, hingga akhirnya merasa cocok dan menikah. 
Saya dijelaskan bahwa dalam kepercayaan masyarakat Trunyan, bahwa urusan mencari jodoh bukanlah hanya urusan pria saja yang harus aggresif menyeleksi dan menentukan pilihan hidupnya, namun para wanita pun layak sama aggresifnya dalam menentukan pilihannya sendiri.
***