Bhuta Ijo (atau Kala Ijo; Butha Ijo; Buta Ijo) adalah Sang Bajradaksa yang dikutuk oleh Bhatara Guru menjadi Bhuta Kala yang dalam lontar Siwagama diceritakan :
Karena dahulu Beliau pernah melakukan senggama secara tidak benar dengan Dyah Mayakresna yang tidak melakukan pawiwahan terlebih dahulu.
Sebagai sebuah prosesi ekspresif - kreatif masyarakat Hindu di Bali dalam memaknai perayaan pergantian tahun Saka,
krama Bali biasanya membuat ogoh-ogoh berbentuk Kala Ijo sebagai perlambang sifat-sifat negatif yang mesti di-somya agar tak mengganggu kehidupan manusia.
***