Aji Wegig

Aji Wegig adalah ilmu hitam yang bersifat negatif dan suka mengganggu orang lain dan bagaimana cara untuk menangkalnya ?

Aji Wegig sejatinya berasal dari kata :
  • Aji berarti ilmu,
  • Wegig berarti begig yaitu suatu sifat yang suka mengganggu orang lain. 
    • Karena sifatnya negatif, maka ilmu itu sering disebut “ngiwa”. 
    • Ngiwa berarti melakukan perbuatan kiwa alias kiri.
Dimana tingkatan dalam ilmu hitam disebutkan yaitu :
  • Pencapaian yang sangat tinggi disebutkan adalah apabila bisa berubah menjadi kain putih terbang seperti kekereb jagat.
  • Dan ternyata hari ini, 
Pinisepuh beserta murid-muridnya melihat dan mengalami sendiri fakta bahwa mereka sedang diganggu oleh ilmu hitam tingkat tinggi. Semua murid memandang Pinisepuh, apakah guru mereka mampu mengatasi masalah ini?
Diceritakan oleh pussycatnix dalam ngiring sesuunan ke Pura Dalem Ped Nusa Penida pada Piodalan Agung.

Tersebutlah sebuah rombongan dari puri tersebut dalam ngemitin Ida Bhatara Lingsir.
Sambil menunggu hari esok melanjutkan petunjuk tangkil ke Pura Dalem Penida, Pinisepuh mengajak murid-muridnya ke pelinggih kepuh kembar dan yang melinggih di sana adalah Ida Bhatara Dalem Bungkut.
Suasana di sana sangatlah gelap dan mencekam. Anak-anak walaupun sudah pemberani masih tidak berani jauh-jauh dari Pinisepuh. 
Apalagi saat ini adalah Piodalan Agung. Tentu semua dasaran, sadeg dan balian yang mempelajari aliran hitam juga banyak hadir di Pulau ini.
Memohon berkat kepada Ida Ratu Ayu Mas Maketel sebagai semacam tangan kanan dari Ida Bhatari Durga Dewi.
 
Tentu para pelaku pengiwa juga akan hadir di Pulau ini. 
Mungkin kalau diibaratkan sebagai cerita silat, semua perguruan dari berbagai aliran sedang menuju ke Pulau atau Nusa ini. Para murid yang baru belajar sampai kepada pendekar papan atas pastilah juga sudah hadir di Nusa ini. 
Tentulah situasi sangat gawat dari sisi gaibnya. Mungkin saja ada kejadian coba mencoba dan tes mengetes antar pendekar. Sangat mungkin seperti itu.
Setelah sampai di kepuh kembar, Pinisepuh dan murid-muridnya duduk di suatu tempat. Tiba-tiba dari depan muncul selembar kain putih yang cukup panjang terbang. Yang menakutkan kain tersebut terbang dan menyambar-nyambar rombongan kecil ini. Semua menjadi panik kecuali Pinisepuh.

Rupa-rupanya seperti dalam cerita silat bahwa ada pendekar yang sedang unjuk gigi dan menantang Pinisepuh. Pinisepuh berdiri dan memandang kain putih yang terbang menyambar-nyambar tersebut. Kemudian Pinusepuh berteriak dengan lantang:
“Ne amah, pilihin nenenan murid wake…” Pinisepuh menunjuk murid-muridnya dan tentu saja semua anak-anak menjadi takut. Sementara kain tersebut masih terus terbang dan menyambar-nyambar rombongan.
“Amen sajan wanen, amah ne murid wake….”, sambil menunjuk salah seorang murid. Tentu saja murid yang ditunjuk tersebut mohon kepada Pinsepuh dengan kata; jangan… jangan… Gung. Jangan Gung… dengan penuh ketakutan. 

Sementara itu kain tersebut masih saja terbang dan menyambar-nyambar walau tidak terlalu dekat tetapi benar-benar membuat bulu kuduk berdiri dan keringat dingin keluar. Sudah tentu jantung berdebar-debar dengan keras takut tidak karuan!

Kemudian Pinisepuh diam sejenak dan terus memandang kain putih tersebut yang sekarang berposisi terbang tapi berdiam dan tidak menyambar-nyambar lagi. Akhirnya Pinisepuh menuding kain putih tersebut dengan telunjuk tangan kanan. 
Kain putih tersebut kemudian bergetar dan terbang berbalik seperti melarikan diri. Kabur dari hadapan Pinisepuh Agung Yudistira.
Semua anak-anak berdekat-dekatan di sekitar Pinisepuh. Tidak ada yang berani berkomentar tentang kejadian yang sangat menakutkan barusan. 
Pinisepuh juga tidak berkata apa-apa tentang kejadian tadi. Kemudian mereka diajak sembahyang di pelinggih Ida Bhatara Dalem Bungkut memohon keselamatan selama berada di Nusa.

Dan sebagai tambahan, untuk menangkal ilmu hitam ini dalam tradisional Bali secara sederhana dikatakan bahwa, 
Dengan dilengkapi sebuah pelangkiran sebagai stana Dewa Brahma, sebuah paon atau dapur yang berada di rumah bukan hanya sebagai tempat memasak atau pun tempat makan; ternyata juga dapat menetralisir ilmu hitam atau pun butha kala yang mengikuti sampai ke rumah. 
Oleh karena itu, anggota keluarga yang datang dari berpergian hendaknya disebutkan mengunjungi dapur terlebih dahulu sebelum ke bangunan utama rumah ketika sudah pulang/ datang dari luar.
***