- Daun = don.
- Ranting = carang.
- Les = inti.
- Akar = akah.
- Pelepah (seperti pisang, kelapa) = papah.
- Dan hasil menjual disebut dengan pepayon.
Namun jika pepohonan yang berkonotasi banyak disebut dengan punyan-punyanan.
Dimana tumpek ubuh disebutkan upacara untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa dalam manisfestasinya sebagai Sang Hyang Sangkara, pencipta dan pemelihara tumbuh-tumbuhan).
Anakku,” ucap sang ayah tiba-tiba. Anak usia belasan tahun ini pun menatap lekat ayahnya. Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius.
“Adakah pelajaran yang bisa kau sampaikan dari sebuah pohon?” lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih batang pohon di dekatnya.
“Menurutku, pohon bisa jadi tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang kesejukan udara,” jawab sang anak sambil matanya menanti sebuah kepastian.
“Bagus,” jawab spontan sang ayah. “Tapi, ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon,” tambah sang ayah sambil tiba-tiba wajahnya mendongak ke ujung dahan yang paling atas.
“Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah yang sama. Walaupun ia berada di tanah yang miring, pohon akan memaksa dirinya untuk tetap lurus menatap cahaya,” jelas sang ayah.
“Anakku,” ucap sang ayah kembali sambil tiba-tiba tangan kanannya meraih punggung puteranya.
“Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran,” ungkap sang ayah begitu berkesan."
Keadaan tanah kehidupan yang kita pijak saat ini, terkadang tidak berada pada hamparan luas nan datar. Selalu saja ada keadaan tidak seperti yang kita inginkan.
Ada tebing nan curam, ada tanjakan yang melelahkan, ada turunan landai yang melenakan, dan ada lubang-lubang yang muncul di luar dugaan.
Namun pepohonan selalu memposisikan diri pada kekokohan untuk selalu tegak lurus mengikuti sumber cahaya kebenaran itu, walaupun berada di tebing ancaman, tanjakan hambatan, turunan godaan, dan lubang jebakan.
Maka dari itu dikatakan bahwa walau keadaan apa pun, tetaplah lurus mengikuti cahaya kebenaran itu.”
***