Sungu

Sungu atau sangkala adalah terompet yang umumnya terbuat dari cangkang kerang;

Dimana alunan tiupan dan suara sangkakala yang merdu disebutkan sebagai pertanda datangnya para bhuta kala yang dapat menimbulkan energi negatif dan dapat mengganggu kehidupan manusia di dunia ini.

Secara mitologi, energi negatif digambarkan sebagai sosok niskala, besar, seram, dan suka mencelakai kehidupan manusia yang disebut Bhuta Kala. 
Disebutkan ada 108 jenis bhuta kala sesuai dengan karakter dan kedudukannya di alam semesta. Bhuta kala konon melanglang buana secara liar mencari mangsa untuk memenuhi rasa laparnya. 

Agar tidak memangsa dan mencelakai manusia, serta tidak menimbulkan kegaduhan alam, maka dilakukan upacara caru
Pada saat mecaru, bhuta kala dipanggil (ditandai dengan membunyikan sungu / sangkakala, ketipluk / kendang kecil, gentorang, dan genta uter) untuk disuguhkan “tetadahan” (santapan), yang dalam bahasa filsafatnya disebut “nyomia bhuta kala”.
Ketika bhuta kala telah harmonis dan somia, maka akan muncul energi positif, kekuatan dewata, kekuatan kesucian yang mengayomi, melindungi, dan memberkahi, sehingga manusia dan alam menjadi rahayu, selamat dan rahayu.

Demikian diuraikan Ki Buyut Dalu dalam salah satu kutipan artikel di Hindu fb, sebagai bentuk yadnya yang diwariskan oleh leluhur sejak dulu yang semuanya didasari atas srada (keyakinan), rna (hutang), bakti dan rasa.
***