Sangkakala adalah salah satu senjata berupa terompet dari Dewa Wisnu dengan alunan suaranya yang merdu dapat menyebabkan gema di angkasa.
Munculnya Sangkakala yang menggema keangkasa yang pada zaman dahulu diceritakan ditandai dengan adanya alamat gempa, guruh, halilintar sambar menyambar dan hujan gerimis.
Di langit tampak pelangi yang melengkung, ada yang berdiri, (teja-kuung, tejangadeg) serta di sungai sugai banjir bah / agung sangat besarnya. (Kutipan : RIWAYAT DUNIANYA MAHARESI MARKANDHEYA).Dalam Kisah Nyata : Pak Jaya Seorang Muslim Penjaga Pura Angkasa Amerta Dharma Jati Bertemu Dewa Wisnu Dan Dewa Siwa juga diceritakan :
Suatu hari kakinya pernah sakit digigit ular berbisa disamping pura, kakinya membengkak besar sehingga oleh salah seorang umat di bawa kerumah sakit. Namun beberapa kali minum obat sakitnya tak kunjung sembuh, akhirnya oleh salah seorang pemangku yaitu Mangku Made Wardana mohon tirta di Mandala Utama dan diberikan kepada Pak Jaya.Keesokan harinya sakitnya berangsur-angsur sembuh namun belum bisa berjalan dengan baik. Dalam kondisi demikian dan sadar sepenuhnya, pada suatu malam tiba-tiba muncul 3 orang. Dia sangat kaget, bahkan saking kagetnya dia tidak bisa berkata-kata.
Ciri – ciri orangnya bagaimana Pak Jaya, tanya saya. “Yang satu berpakian gemerlapan dan memakai mahkota, pokoknya seperti Raja dan Ia hanya tersenyum tidak ngomong” jawab pak jaya
Yang dua orang, bagaimana ciri-cirinya? Tanya saya lagi. “Tidak sempat memperhatikan pak, soalnya saya sangat kaget sekali, mau ngomong saja tidak bisa!” jawab dia.
Yang seperti Raja itu tangannya berapa pak jaya, Tanya saya. “Tangannya empat pak agus, kok bisa ya? Jawabnya keheranan.
Pak jaya, ingat gak tangannya masing-masing memegang apa? Tanya saya. “Ingat pak tapi gak tau namanya, jawabnya sambil memijit keningnya sendiri.”
Lalu saya mengambil kertas dan pensil kemudian menggambar bentuk Cakra dan menunjukan kepada pak Jaya, yang di pegang ada yang berbentuk seperti ini pak Jaya? Tanya saya berlanjut terus. “ada Pak Agus, ya……ada”. Jawabnya dengan tegas. “ini berputar terus di tangannya, makanya saya takut, jawabnya sambil telunjuk tangannya diangkat menirukan. Ini namanya cakra… pak jaya”, jawab saya.
“Oh….. kok kayak gir motor ya pak?” Tanyanya lagi.
Lalu saya menggambar terompet Sangkakala yang seperti rumah kerang dan menunjukannya pada pak jaya, “pak jaya lihat gak dia memegang yang seperti ini?” Tanya saya terus.
“Ya persis pak Agus. Namanya apa ini pak? Tanya pak Jaya? Ini namanya terompet Sangkakala, jawab saya. Berarti yang menemui Pak Jaya itu adalah Dewa Wisnu, ya mungkin saja dia memberikan kesembuhan kepada pak jaya karena selama ini Pak Jaya dengan tulus mengabdi di Pura ini.
***