Pelapan

Pelapan artinya selalu bertindak hati-hati dan waspada dalam bahasa Balinya;

Seperti halnya dikatakan "Melah pelapanin mamunyi ring ida dane samian".

Sebab dari sanalah moralitas itu terbentuk...Yang menjadi dasar-pijakan dalam setiap laku-kehidupan kedepannya...

Dan di zaman kaliyuga ini sering disebutkan bahwa :

MENGAPA ORANG BAIK SERING TERTIPU?

Karena orang baik selalu memandang orang lain tulus seperti dirinya.

Ia tak menyisakan sedikitpun prasangka buruk.

Dalam Tatwa Hindu Dharma (ref) dikatakan :
Sejatinya HATI-HATI dimulai dari niat baik.

Sering kita dengar kata "hati-hati", 

Maknanya agar kita waspada dan tidak sembarangan dalam bertindak. 

Segala keputusan haruslah dipertimbangkan dengan baik. Itulah "hati-hati".

Awalnya dimulai dari memiliki "niat baik", kemudian niat ini berkembang menjadi "kehendak untuk mewujudkan". 

Ketika kehendak muncul disini kita mulai bersikap "hati-hati". 

Niat baik saja tidaklah cukup, kita tidak bisa asal berniat baik lalu diwujudkan tanpa dipertimbangkan dulu.

Kehendak baik kita pertimbangkan dengan kelayakannya. Bagaikan sebuah rencana bangunan kita perlu memeriksa segala hal, apakah layak untuk dibangun. 
Apakah lokasinya bagus, tidak menganggu lingkungan, tidak melanggar aturan, tidak rawan longsor, dsb. Hal ini perlu agar tidak kehendak baik berubah buruk karena tidak periksa kelayakannya.

Kehendak baik juga perlu kita periksa apakah ada kemampuan untuk mewujudkannya. Benar benar diperiksa bagaimana akan mewujudkannya, diukur benar kemampuan yang ada. Tidak sekedar niat dan kehendak baik tanpa ada kemampuan mewujudkannya. 
Dalam hal ini mengingatkan agar tidak memaksakan diri sehingga berdampak buruk bagi semua.
Sampai segini sebenarnya cukup bagi kedamaian hidup bermasyarakat. 

Inilah yang dimaksud HATI-HATI dalam segala perilaku. Bahwa pertimbangan itu benar diperlukan agar berhasil baik niat dan kehendak baik itu.

Selanjutnya untuk kehati-hatian yang mendalam adalah ketenangan bathin. Dalam hal ini niat dan kehendak baik bukanlah pengikat bathin kita. 

Dan untuk kesadaran kita tidak boleh terikat dengan niat dan kehendak. 
Artinya dalam mewujudkan niat dan kehendak bathin tidak terikat, apapun hasilnya bathin tetap tenang tidak terlalu sedih tidak juga terlalu bahagia.

Oleh karena itu bathin tidak boleh terikat akan keakuan itu.
Demikianlah tentang "hati-hati" . Semoga bermanfaat.

***