Ketika berpisah, baru tersadarkan arti dari kebersamaan.

Dalam kehidupan nyata, kadang kita suka mempermasalahkan hal yang kecil dan hal yang tidak begitu penting sehingga akhirnya dapat merusak nilai yang besar.

Adakalanya pertemuan yang indah selama puluhan tahun berubah menjadi permusuhan yang hebat, karena sepatah kata pedas yang tidak disegaja.

Keluarga yang rukun dan harmonis pun bisa hancur hanya bermula dari perdebatan kecil yang tidak penting;
yang remeh kerap dipermasalahkan,
tetapi yang lebih penting dan berharga lupa dan terabaikan.

♡ UNTUK DAPAT KITA RENUNGKAN ♡
Kadang Satu Kesalahan, Membuat kita Begitu Mudah Melupakan Kebaikan yang Telah kita Nikmati tiap hari.

Diceritakan oleh Budi Tajun pada suatu hari, seorang suami bertengkar dengan istrinya dan meninggalkan rumah.
Saat berjalan tanpa tujuan, ia Baru Sadar bahwa Ia sama Sekali tidak Membawa uang.
Ia Lapar sekali, ingin makan.
Pemilik Restoran melihat seorang laki laki separuh baya itu Berdiri Cukup lama didepan Restorannya, lalu Bertanya.
"Pak, apakah engkau ingin memesan makanan?"
“Ya, tapi aku tidak punya uang,"
jawab laki laki itu dengan malu-malu.

"Tidak Apa-apa, aku akan memberi gratis".

Laki laki itu Segera Makan. Kemudian air matanya mulai merlinang.

“Ada apa Pak ?"
tanya Pemilik Warung.

“Tidak apa-apa, Aku Hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberi aku makan sedangkan istriku telah mengusirku dari rumah.
Kamu seorang yang baru kukenal tapi begitu peduli padaku.

Pemilik warung itu Berkata,
Pak,
mengapa kau Berpikir Begitu ; Renungkan hal ini,
Aku Hanya Memberimu semangkok bakmi & Kau begitu Terharu,
... Sedangkan ...
Istrimu telah Memasak nasi lauk, dll mengurus anakmu Setiap Hari sampai kamu setua ini dari seorang pemuda dan mengurus anakmu hingga dewasa,
Harusnya kamu Berterima Kasih Kepadanya ...

Laki laki itu Kaget Mendengar Hal tersebut.
Mengapa untuk semangkok bakmi dari orang yang Baruku Kenal aku Begitu Berterima Kasih,
... Tapi ...
Terhadap Istriku yang Memasak Untukku dan mengurus anakku selama Bertahun-tahun ,
Aku tak Pernah Berterima Kasih .

Laki laki itu Segera Bergegas Pulang
Begitu Sampai di Ambang Pintu rumah,
ia Melihat Istrinya dengan Wajah Cemas.

Ketika Melihat suaminya,
Kalimat Pertama-tama yang Keluar dari Mulutnya adalah "Mas.., Kau sudah Pulang, Cepat masuk, aku Telah Menyiapkan Makan Malam."

Mendengar Hal itu,
si Laki laki tidak dapat Menahan Tangisnya dan Menangis dihadapan Istrinya .

Demikianlah diceritakan, terkadang seribu kebaikan sering tidak berarti, tapi setitik kekurangan diingat seumur hidup.

Mari disebutkan belajar menerima kekurangan apapun yang ada dalam kehidupan kita,
Bukankah tak ada yang sempurna didunia ini ... ?
Sehati bukan karena saling memberi,
tetapi sehati karena saling memahami.

 ***