Filosofi Dan Mithology Dewi Saraswati Sebagai Pemelihara Kitab Suci Weda

Dewi Saraswati dalam Hindu Dharma dikenal sebagai salah satu manifestasi Ida Sanghang Widhi yang mengadirkan arti, makna dan semangat pengetahuan dari kitab suci weda.

Dalam beberapa kitab suci disebutkan diantaranya:

  • Manawa Dharmasastra II,17 menyebutkan, ajaran suci weda ibaratnya seperti sungai mengalir, ajaran Dewi Saraswati amat dihormati dalam puja mantra agama Hindu.
  • Dalam bagian Salya Parwa disebutkan Dewi Saraswati mengajarkan kembali Weda kepada sapta maha rsi.
  • Kitab Aiterya Brahmana menyebutkan, Karena khusuknya pemujaan Rsi Kawasa, maka turunlah Dewi Saraswati dengan penuh kasih sayang. Resi Kawasa pun diajarkan Weda mantra lengkap dengan Stuti dan Stotranya.
Konon diceritakan, tersebutlah di lembah sungai Saraswati, terdapat tujuh resi ahli Weda yaitu Resi Gautama, Bharadwaja, Wiswamitra, Yamadageni, Resi Wasistha, Kasiyapa dan Atri. 

Ketika musim kemarau datang, keadaan di lembah sungai Saraswati itu kering. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik. Bahan makanan pun menjadi sulit didapat.

Karena keadaan alam yang gersang seperti itu, Sapta Resi itupun pindah ke tempat lain. 
Sedangkan putra Dewi Saraswati yang bernama Saraswata masih setia bertempat tinggal di lembah sungai Saraswati. 

Karena kesetiaannya tinggal di tempat itu, Saraswata mendapat perlindungan dari ibunya. Saraswata tetap mendapat bahan makanan dari lembah sungai itu. Para Resi yang meninggalkan lembah sungai Saraswati, lambat laun tidak tahan pada keadaan yang dialaminya.
 
Karena di tempatnya yang baru, mereka sulit juga mengubah nasib. Lagi pula para resi tadi telah lupa pada isi Weda. Padahal, memahami Weda merupakan suatu kewajiban yang mutlak sebagai identitas seorang resi. Gelar resinya akan tanpa makna kalau sampai lupa pada isi Weda.

Keadaan itu menyebabkan sang Sapta Resi kembali ke lembah sungai Saraswati. Di lembah sungai Saraswati itulah para resi mohon kesediaan Dewi Saraswati membangkitkan kesadarannya untuk kembali dapat memahami isi Weda yang merupakan tugas pokoknya. 
Dewi Saraswati memberi anugrah apabila para resi bersedia menjadi siswanya.

Para resi bertanya, apakah patut orang yang lebih tua berguru pada yang muda karena Dewi Saraswati masih sangat muda. 
Terhadap pertanyaan ini, Dewi Saraswati menjelaskan, seorang guru kerohanian tidaklah tergantung pada umurnya, kekayaannya, kebangsawanannya. Seorang guru kerohanian patut dilihat dari kemampuannya menguasai dan menyampaikan isi Weda. Kedewasaan spiritual Wedalah yang menjadi patokan utama.

Penjelasan itu yang menyebabkan semua resi tetap berguru pada Dewi Saraswati. Setelah kejadian itu, datang lagi enam puluh ribu orang menghadap Dewi Saraswati agar diterima sebagai murid karena ingin mendalami lautan rohani Weda. 
Lewat para resi dan siswa tadi, Dewi Saraswati mengidupkan dan menyebarkan isi Veda ke seluruh pelosok dunia.

Mitologi Dewi Saraswati dijelaskan pula dalam kitab Aiterya Brahmana.
Karena khusuknya pemujaan Rsi Kawasa, maka turunlah Dewi Saraswati dengan penuh kasih sayang. Resi Kawasa pun diajarkan Weda mantra lengkap dengan Stuti dan Stotranya.

Demikianlah disebutkan filosofi dan mithology saraswati dalam kesusastraan weda di berbagai peradaban dan kehidupan dari zaman ke zaman.

***