Namun karena tidak mau menghormati para dewa sehingga mereka berdua dikutuk oleh Bhatara Guru dan terlahir sebagai raksasa berwajah buruk.
Dimana dalam Lontar Siwagama disebutkan :
Sang Sucitra dan Sang Susena (Raja Gandarwa) menerima kutukan dari Bhatara Guru menjadi Sang Kalantaka dan Sang Kalanjaya sebagai pahala perbuatan jahatnya memperkosa Sang Batringsa dan Sriyogini (juru bunga Bhatara Guru).
Tersebutlah pada zaman dahulu, sebagaimana dikisahkan dalam kunti seraya Kerajaan Astinapura dilanda kekacauan dan bencana yang merajalela disebabkan oleh para Bhuta Kala yakni Bhuta Kalantaka dan Bhuta Kalanjaya.
Terjadi malapetaka dan wabah penyakit hebat yang susah didapatkan penawarnya, rakyat menjadi kacau dan tidak menentu.
Berbagi upaya dilakukan untuk menaklukan kedua bhuta kala tersebut namun tidak berhasil. Kedua bhuta kala ini tidak dapat dikalahkan oleh para kesatria Pandawa bahkan Kresna pun turun tangan untuk menghadapi kedua bhuta kala ini,
Namun tidak bisa berbuat banyak.
Kejadian ini diketahui oleh Dewi Kunti yang ternyata kedua Bhuta Kala itu adalah pengikut Betari Dalem (Dewi Dhurga) yang menjadi Hyang Bhairawi berdiam di Setra Gandamayu.
Adapun pesan Dewa Siwa kepada Dewi Uma sebelum turun ke bumi “Hai Dewi Uma, saat kau turun ke bumi kau akan menjadi raksasa (Bhairawi), tatkla Hyang Kumara-Kumari menjelma menjadi sepasang anak kembar, maka saat itulah kau memohon maaf dan mendapat penyupatan, untuk kembali menjadi Dewi Uma.
Teringat akan hal tersebut, akhirnya Hyang Betari memohon maaf dan meminta penyupatan pada Nakula. Berubahlah Hyang Betari Dhurga (Bhairawi) menjadi Dewi Uma kembali.
Akhirnya bencana di negeri Pendawa menjadi hilang normal kembali.
***