Jadi, Tirta Pemanah dimaksudkan untuk mengembalikan Panca Maha Butha berdasar ketulusan hati.
Seperti dikisahkan dalam butiran weda, nilai pendidikan dalam Bhismaparwa dikatakan bahwa :
“Air untuk membersihkan badan diminta kepada Duryudana, diberikan menggunakan tempayan emas, tapi ditolak. Ini juga sebagai simbol penolakan segala gemerlap duniawi, Arjuna menggunakan dua panah, dipanahkan keatas kemudian panah pertama jatuh diatas kepala Resi Bisma, dan panah yang satunya lagi jatuh di kaki.
Oleh karena itu, lanjutnya, pembersihan harus dimulai dari kepala. “Dari sini diambil filosofi Toya Penembak. sebagai sarana pamrelina mantuk maring Sangkan Paran dan untuk menetralisasi awidyanya sang lampus,”
Selanjutnya, Tirta Penembak untuk memutuskan agar terbentuk jalan ke Alam Sunya.
***