Maitri Upanisad

Maitri (Maitriya) Upanisad adalah ajaran filsafat tentang pemujaan atma, sang roh abadi, tantanan mencapai kebebasan untuk bersatu dengan Sang Roh Abadi itu. Inilah saripati konsepsi Hindu, sehingga dapat dikatakan bahwa Uphanisad ini merupakan kitab suci Hindu yang layak dibaca bagi mereka yang ingin mendapat pencerahan abadi yang oleh mahasiswa Hindu dharma '93 dalam kesusastraan Hindu. Maitri Upanisad disebutkan intisari dari bab-babnya yaitu :
  • BAB I : membahas tentang Yadnya (upacara keagamaan) yakni Samadhi kepada Atman.
  • BAB II : membahas tentang ajaran Sakayana mengenai Atman dan ketrunan prajapati menjadi berbagai macam makhluk.
  • BAB III : membahas tentang Atman Agung dan Atman Individu
  • BAB IV : membahas tentang menunggalnya Atman elemental dengan Atman yang Agung, pengetahuan tapa & samadhi, Penyembahan berbagai dewata diperkenankan tetapi hasilnya bersifat sementara.
  • BAB V : membahas tentang konsep Tri Murti
  • BAB VI: membahas tentang wujud hubungan atman, A-U-M yang gaib, penjelasan tentang tiga dunia, pemujaan matahari denga pemujaan savitri, menyantap makanan sebagai tindakan Yadnya, purusa dan prakerthi, makanan sebagai bentuk dari atma, pentingnya waktu, metode yoga, visi dari atman, samadhi atas A-U-M, jiwa bebas, hubungan atman dengan indriya-indriya dan pikiran, serta penguasaan pikiran adalah pembebasan.
  • BAB VII : membahas tentang Atman sebagai matahari semesta dan sinar-sinarnya, Atman semseta, serta Samadhi atas A-U-M dan hasilnya.
Dia yang tanpa permulaan atau akhir, tidak bisa diukur, tanpa tanda-tanda, tanpa bentuk, dengan kekuatan yang tidak habis-habisnya, pencipta, pencipta sinar (yang menyinari).
Ini membuktikan atman yang agung yang diibaratkan sebagai matahari yang tidak bisa diukur serta menjadi waktu yang melalap semuanya. 
Ini membuat atman yang agung, yang perkasa, patut disembah dan dihormati sebagi wujud rasa syukur dan bhakti atas segala kehidupan yang telah diterima. 
Musim panas, musim hujan, yang tidak bisa diukur dan tanpa permulaan dan akhir. 
Itulah yang menyebutkan atman sebagai matahari yang semesta karena kekuatannya dalam menyinari kehidupan tiada habis-habisnya.
***