Nguluk uluk atau Demen Bogbog adalah bohong dalam bahasa balinya, yaitu sifat yang membuat manusia terus menerus berada dalam kepapaan yang dalam astadewi disebutkan :
Hal ini juga terjadi karena perwujudan dasendriya yang bersama dengan triguna membentuknya dalam diri manusia yang dapat membuat hidup manusia menjadi papa atau menimbulkan kepapaan hidup.
Kehidupan yang semakin sulit juga disebutkan dapat menciptakan persaingan hidup yang semakin rumit. Setiap orang berusaha memenuhi kamanya masing-masing, pola hidup masyarakat dewasa ini semakin rumit, semakin banyak tuntutan yang pada umumnya bersumber pada ketidak mampuan mengendalikan diri sebagaimana dijelaskan dalam pengenalan nilai-nilai pengendalian diri dalam karang patra,
Kebohongan adalah racun bagi pikiran. Obatnya disebutkan hanya satu yaitu jujur.
Sebuah "kesetiaan, kejujuran dan tanggung jawab" dalam hidup merupakan hal yang sangat penting karena dengan satya tersebut kita bisa memperoleh sebuah kepercayaan yang mungkin tidak semua orang memilikinya.
Namun pengecualian dari sebuah kebohongan juga hendaknya tetap demi kebaikan seperti tersebut dalam sloka berikut :
Namun pengecualian dari sebuah kebohongan juga hendaknya tetap demi kebaikan seperti tersebut dalam sloka berikut :
- Bhagawad Gita Sloka Bab VII Sloka 12, dalam kehidupan di dunia ini kita juga tidak selamanya bisa berbuat kejujuran, dan adakalanya pada suatu kejadian ataupun situasi dan kondisi yang membuat kita harus berbohong.
- Berbohong kepada musuh dalam pedoman Panca Nrta, contohnya saat di medan perang,
- Misalnya saja kita tertangkap oleh musuh dan jiwa kita terancam jika tidak memberi informasi,
- dalam keadaan seperti ini kita boleh berbohong dalam memberikan informasi.
- Hal ini disebut dengan anayaken musuh yang sesuai dengan konsep Asta Brata Pramiteng Prabhu, yaitu dengan berbohong untuk selalu dapat memperdaya musuh.
***