Buda Cemeng

Buda Cemeng adalah hari payogannya Bhatari Manik Galih yang jatuh pada hari rabu wage (dengan urip pancawara = 4) menurunkan Sanghyang Ongkara Mretha (sumber kehidupan) di dunia ini.

Pelaksanaan pemujaanya menurut dapur ilmu agama berkaitan dengan Dewa Yadnya disebutkan dengan menghaturkan canang lenga wangi di sanggar dan di pelangkiran di atas tempat tidur, ditujukan kehadapan Hyang Sri Nini. Pada malam harinya melaksanakan yoga diyana dan samadhi seperti halnya pada Buda Cemeng Klawu.
”te dhyāna-yogānugatā apaṡyan dewātmaṡaktim swa guṇair nigudham
yaá kāranāni nikhilāni tāni kalatma
yuktāny adhitis-thaty ekaá.”
Terjemahannya sebagaimana menurut MadePadmawati :
“Orang – orang suci yang tekun melaksanakan yoga dapat membangun
kemampuan spiritualnya dan mampu menyadari bahwa dirinya adalah bagian
dari Tuhan Yang Maha Esa; kemampuan tersebut tersimpan di dalam sifat-sifat
(guna-nya) sendiri, setelah dapat manunggal dengan Tuhan Yang Maha
Esa, dia mampu menguasai semua unsur, yaitu unsur persembahan, waktu, kesendirian, dan unsur-unsur lainnya lagi.”
***