Tapel, dalam bahasa Bali artinya Topeng (Mask) adalah pelindung wajah yang dipandang mempunyai kesaktian..
Pada zaman dahulu, penggambaran wajah seperti topeng pada tubuh dalam motif hias nekara juga dapat dipandang sebagai pelindung moko (benda sakral) dari pengaruh kekuatan jahat.
Sebuah pelindung digunakan dalam teks Tutur Barong Swari juga disebutkan bertujuan untuk dapat melindungi dari setiap ancaman demi membuat kesejahteraan dunia ini.
Dalam mengamati ukiran kekarangan pada bangunan Bali, terlihat pada kekarangan yang digunakan, Tapel atau topeng merupakan point utama. Juga hanya digambarkan dari rahang atas ke atas.
Topeng ini, seperti manusia memiliki 4 gigi seri yang rata dan sepasang gigi taring yang sedikit lebih panjang dari gigi serinya.
Tapel memiliki bibir yang tebal dan pipi yang bulat, digambarkan dengan cara menarik garis yang melengkung dan membentuk spiral.
Hidung besar sedikit pesek, dengan mata yang belo. Tapel juga memiliki kelopak mata yang lebar dan alis mata yang tebal. Porsi wajah bagian atas ini memiliki posisi yang lebih menonjol dalam ukiran Bali.
Lalu bagian bawahnya, berupa lidah yang menjulur, disertai dengan sulur dedaunan yang disebut sebagai Pipid atau pidpid. Pipid dalam bahasa Bali berarti daun pakis Boston. Sulur pipid ini biasanya dibuat bertingkat 3 – 4 jenjang.
Sebagai tambahan, beberapa motif hias karang tapel yang disebutkan dipergunakan pada arsitektur bangunan Bali :
- Pepalihan, pada bagian tengah di keempat sisi pada bagian paling dasar di atas tepas hujan.
- Pada motif hias ukir-ukiran padmasana, Karang Tapel, yang pada bagian bawahnya dikombinasikan dengan motif Karang Simbar, yang juga menghiasi bagian sudut bangunan.
***