Rare Angon disebutkan menurut penjelasan berikut :
- Gelar ataupun juga manifestasi Hyang Widhi dalam hal pencipta dan pemelihara binatang yang dirayakan setiap Tumpek Kandang.
- Dalam Masatua Bali, Rare Angon diceritakan sebagai seorang penggembala yang dalam Basa Bali disebutkan yaitu
- "ia setata geginané ngangonang ubuh-ubuhan minakadinnyané sampi, kebo, jaran, miwah kambing sadina-dina uling cerik."
- Dalam Lontar Rare angon sebgai bagian dari lontar tentang upacara Agama Hindu, penggunaan banten bayakaon disebutkan "inggih punika maka sarana ngicalang sekancanin pikobet-pikobet sane nenten ecik, dumugi sidha galang apadang”.
- Lontar Tutur Rare Angon juga berkaitan dengan asal usul manusia menurut tutur rare angon dan perkembangannya dari sejak dalam kandungan sampai dewasa yang disebutkan oleh kanduksupatra yaitu :
Manusia tercipta dari sumbernya yakni sumber purusha dan predana. Pertemuan benih laki-laki dan perempuan, berkembang menjadi sosok.
Sejalan dengan perkembangan janin sejak dalam kandungan sampai menjadi manusia dewasa, maka Sang Catur Sanak yakni saudara empat si bayi juga mengalami perubahan nama.
Selanjutnya, Tutur Rare Angon juga menyebutkan bahwa manusia terjadi karena adanya pertemuan antara Rare Angon dengan Rare Cili yang merupakan hakekat dari Purusha dan Pradhana.
Pada awalnya I Rare Angon memadu asmara, maka keluarlah kama petak dan dari Rare Cili keluar kama bang.
Kemudian bertempat dan berkembang di dalam rahim disebut dengan Sang Hyang Amretha Sabhuwana.
Dimana mukanya menengadah di waktu malam hari. Itulah sebabnya mengapa si bayi berada di bawah ketika masih di dalam rahim si ibu.Dimana dalam lontar Andha Bhuwana dijelaskan bahwa sebuah meru juga disebutkan memiliki arti ’cikal bakal dari "ibu bapak" sebagai leluhur dan sebagai simbol andha bhuwana atau alam semesta ini.
***