“Tidak suci” adalah sesuatu yang berbalik dengan sebuah kesucian;
Seperti halnya berkaitan dengan cuntaka dan sebelan disebutkan :
- Sebuah kesucian berarti suatu keadaan yang dapat menyebabkan ketenangan dan keharmonisan dimana dalam Lontar Sundarigama disebutkan bahwa :
Dengan mempergunakan benda-benda suci / yang disucikan seperti dengan api, air, kembang, bebantenan disebutkan hendaknya juga disertai dengan kesucian pikiran terutama dalam mencapai tujuan yang bahagia lahir bathin (moksartam jagadhita) berdasarkan agama yang dianutnya.
- Dimana dalam Hindu Dharma, "Tidak Suci" ini biasanya berkonotasi dengan sesuatu hal yang menyimpang dari ajaran kitab suci weda dan pelanggaran terhadap Trikaya Parisudha yakni pikiran, perkataan, dan perbuatan yang dilarang.
Seperti halnya berkaitan dengan cuntaka dan sebelan disebutkan :
- Pikiran yang dilarang/tidak suci :
- Dilarang menginginkan milik orang lain,
- Dilarang tidak percaya pada hukum karma-phala,
- Dilarang tidak menyayangi mahluk hidup lain.
- Perkataan yang tidak suci/dilarang :
- Berkata-kata kasar, memaki, menghina,
- Berkata-kata bohong/membual,
- Wajib taat pada janji/ucapan – tidak berkata lain dari pikiran yang ada.
- Dilarang memfitnah atau melakukan pisuna pada orang lain..
- Perbuatan yang dilarang :
Selain itu ada larangan-larangan yang lain yang diatur dalam subha dan asubha karma seperti halnya : yama brata dan niyama brata, sapta timira, dasamala, dll. yang merupakan pengembangan dari Trikaya parisudha itu.
Sedangkan tinggi/rendahnya tingkatan cuntaka, tidak bisa diputuskan oleh manusia, karena “keadaan tidak suci” hanya dinilai/diukur oleh Yang Maha Esa.
***