Reringgitan yang berbentuk Sampian Metangga ini menurut beberapa tradisi di Bali biasanya memiliki penyebutan berbeda-berbeda seperti :
- Daerah Batubulan, jenis yang metangga disebut sampian peras, sampian pengambian, sampian tumpeng.
- Berbeda dengan Badung yang kebanyakan menyebut dengan nama sampian sambutan, sampian ider, buana, sampian tulung jejanganan.
Cara membuat bervariasi dan namanya
bervariasi namun makna/simbolnya sama. Sampian metangga nampak
bertingkat dengan bentuk diatas biasanya lepas dan di bawah baru diakit
(diapit).
Pada saat nuas, lidi masih kelihatan empat sebagai bahan
penyangga.
- Diatas simbol bhuana agung (sekala) dan atas bermakna sebagai alam Niskala.
- Penyangganya simbol dan ajaran catur yoga (jnana yoga, karma yoga, bhakta yoga dan raja yoga).
Hal tersebut diatas membuktikan reringgitan seperti sampian metangga ini merupakan suatu simbol konkret dari ajaran Veda (ajaran suci
agama Hindu yang sarat dengan nilai luhur budaya bangsa). Nilai luhur
yang terkandung didalamnya adalah nilai religius yang tinggi, nilai
keyakinan terhadap Ida Hyang Widhi Wasa, sebagai pencipta alam semesta
ini, sebagai umat harus berbhakti dan beryadnya.
***