Keagungan Dewa Siwa

Pada jaman dahulu kala, di Kirata Nagara hiduplah seorang brahmana yang bernama Dewaraja. 
Ia menjalani kehidupan yang tidak teratur dan hidup yang amat buruk. Ia tidak pernah mandi dan berdoa. 

Satu-satunya tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk menghasilkan banyak uang dan kemudian menghamburkannya sesuka hatinya. Ia menipu orang lain dan juga bertikai dengan teman atau sanak-saudaranya. 

Suatu hari ia pergi ke sebuah kolam pemandian yang amat segar dan disana ia bertemu dengan seorang wanita jahat yang bernama Shobawati. 
Ia terperangkap oleh kejahatan wanita itu. 
Ia menghaburkan uangnya untuk wanita itu. 
Orang-tuanya dan istrinya berusaha untuk memberinya nasehat namun ia tidak perduli. 

Setelah semua uangnya habis, wanita itupun mencampakkannya.

Pada suatu hari, brahmana itu tiba disebuah tempat yang bernama Pratishthana Pura. 
Disana ia jatuh sakit. Ia merasa bahwa ajalnya akan tiba. Ia berlindung di sebuah kuil Dewa Siwa (Pura Dalem). 
Ia berbaring dan tak mampu bergerak. 
Ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mendengarkan Purana dan juga wacana keagamaan di tempat itu. Wacana dan pravachana ini berakhir pada saat nafas terakhirnya terhembus.

Utusan Dewa Kematian (Yama) datang menjemput arwah (prana) brahmana itu menuju ke tempat mereka. 
Namun dihalangi oleh utusan Siwa, Siwaduta. 

Utusan Yama membebaskan brahmana yang berdosa, Dewaraja. Tetapi kemudian utusan Dewa Siwa mengatakan apapun yang ia lakukan dalam hidup dan bagaimana caranya ia hidup terdahulu, pada hari –hari terakhirnya hidup ia telah mendengarkan Siwa Purana yang menghapus semua dosanya hingga bersih. 
Setelah berkata seperti itu, mereka membawa arwah brahmana itu ke Kailasa, kediaman Dewa Siwa.
Dharma (nama lain Yama) ketika ditanyai oleh pelayannya mengenai kejadian itu menjelaskan, begitulah keagungan Dewa Siwa dan berkah seperti itulah yang diberikan pada orang yang telah mendengarkan Siwa Purana.

Demikianlah dikutip dalam keagungan Siwa Purana (ref) dalam salah satu artikel Hindu di fb yang awalnya disebutkan diberikan oleh Dewa Siwa sendiri sebagai purana yang penuh berkah.
***