Karena itu, ukuran kebahagiaan menjadi beda-beda.
- Rumahnya...
- Mobilnya...
- Penampilannya...
- Kekayaannya...
- Pangkat dan jabatannya...
Ukuran kebahagiaan seseorang itu bukan ditentukan oleh itu saja.
Ada orang yang terlihat biasa saja atau Kita anggap kekurangan belum tentu Dia tidak bahagia, bisa jadi Dia bahagia.
Dia bahagia dengan apa yang dimilikinya saat ini, Dia bahagia karena Dia bisa ciptakan kebahagiaan bersama keluarganya, Dia Bahagia karena Dia merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, Dia bahagia karena mensukuri keadaannya...
Kebahagiaan bukan hanya diukur dari harta dan jabatan seseorang.
Kebahagiaan bukan hanya diukur dari harta dan jabatan seseorang.
Banyak di dalam rumah mewah, mobil mewah namun terjadi pertengkaran, banyak orang memegang jabatan tinggi baik di instasi swasta dan pemerintah dengan stress yang tinggi, takut jabatannya turun, dan berkasus dengan hukum, banyak Pengusaha yang takut tak bisa membayar hutang, takut bangkrut, dan seabrek masalah di perusahaannya, banyak Artis yang harta melimpah dan ketenaran bunuh diri, kesepian, dan tertangkap karena narkoba, itukah ukuran kebahagiaan... ?? Tidak juga...
Namun seberapa besar Dia mensukuri keadaan, seberapa besar Dia mengelola dengan baik pikirannya, dan seberapa besar Dia berdamai dengan keadaan, itulah Bahagia...
Demikian Age Darmaniaga (ref) menyebutkan maka dari itu dikatakan :
- Bahagia tidak bisa dinilai akan tetapi dirasakan dalam hati ....
Jika susah dan senang bisa menyikapi dengan penerimaan imbang..mungkin bahagia bisa brsahabat dlm hati.
- Berpikir positif, nikmati hidup & syukuri, jangan memaksakan, jangan terpaksa, yang terpenting jangan melakukan kriminalisasi biar tidak berakhir di jeruji besi, Salam Rahayu, Swaha.
- Jalani hidup dengan selalu bersyukur & berpikir sederhana bhwa kita lahir tidak mmbawa apa2, dan nanti saat mati pun tidak bawa apa".
***
