Bali Jatra

Bali Jatra adalah perayaan bagi masyarakat India yang dilaksanakan setiap setahun sekali dalam memperingati pelayaran / perjalanan (yatra) orang-orang India Kuno ke Pulau Bali sekitar 200 SM.

Dan hal ini sangat menarik untuk disimak tentang Yatra ( Perjalanan ) Orang Orang India ke Bali yang dikenal dengan istilah “ Voyage To Bali " ( Pelayaran ke Bali ). Dan untuk memperingati Peristiwa ini, setiap tahun diadakan perayan besar besaran di India yang dikenal dengan " Bali Jatra " atau " Bali Yatra " atau " The Journey to Bali ".

Menurut Mr. Sanjeev Sanyal dalam Bukunya " The Ocean Of Churm ", perisitiwa ini terjadi sekitar Akhir tahun 200 Sebelum Masehi.
Pelaut-pelaut India memulai pelayaran atau perjalanan dari Danau Odhisa. 
Danau Odhisa adalah danau yang sangat penting dan aman yang mempunyai celah kecil menuju lautan untuk memulai pelayaran ke Samudra India dan selajutnya meneruskan pelayaran ke daerah lain termasuk Indonesia. Pelaut pelaut Kalinga menggunakan Danau ini sebagai pelabuhan sebelum menjelajah ke negara lain.

Pelaut pelaut ini dengan tergantung arah angin, tidak langsung menuju Indonesia, tetapi singgah dulu di Sri Lanka yang mana saat itu terkenal sebagai jalur perdagangan. Dan kemungkinan juga melakukan perdagangan disana disamping mengambil air segar dan perlengkapan lainnya untuk pelayaran panjang, dan selajutnya mengarungi Samudra India menuju Swarnadwipa atau Sumatra yang dalam texs Sankrit disebut dengan Island Of The Gold.

Dari sini, Perahu-Perahu dapat memilih berlayar turun ke Selat Malaka ke arah Palembang dan memgambil rute laut ke Borneo dan Vietnam. Alternatif lain, mereka bisa melalui jalur Pantai Barat Sumatra menuju Bali dan Java ( Jawa ) atau Yavadwipa atau Island Of Barley / Grain.

Setelah melakukan Jual beli, mereka akan berbalik arah menggunakan arah angin menuju Srilangka dan selanjutnya ke Odhisa. 

Jika mereka berangkat dari Odhisa bulan November, mereka akan tiba di Jawa dan Bali pada pertengahan bulan Januari. 
Mereka punya waktu 2 bulan melakukan jual beli atau trasaksi sebelum melakukan perjalanan pulang pada pertengahan bulam maret. Ini memungkinkan mereka sampai di Sri Lanka tepat pada waktunya untuk menemukan Angin di musim hujan bulan Mei yang akan membawa mereka pulang.

Itulah sekilas gambaran petualangan Pelaut pelaut India dan Saudagar India yang tangguh kurang lebih 2.200 tahun yang lalu.

Apa saja yang dijual belikan oleh Pelaut India di Bali ?
Saat itu, export utama India adalah kain Katun. Disamping ke Indonesia, Pelaut India ada juga yang berlayar ke Romawi, Yunani, Arab dan melakukan transaksi di daerah yang dilalui. Sedangkan import utamanya adalah Kain Sutra dari Tiongkok melalui Pelabuan di Vietnam dan Kapur Barus dari Sumatra. Sedangkan yang dibeli di Indonesia adalah Cengkeh, Pala dan Rempah Rempah yang lain. Walaupun tidak disebutkan secara spesifik, kemungkinan produk utama Bali adalah Kapas dari Cintamani dan produk produk yang lainnya. Apa yang dibeli oleh Orang Bali saat itu, disampin kain Katun, ada juga kemungkinan Bijih Besi, dengan alasan bahwa Bali tidak punya tambang, tetapi bisa menghasilkan produk logam tingkat tinggi contohnya Nekara.

Dimanakah Pelabuhan Utama Bali saat itu ?
Kemungkinan Pelabuhan International Bali saat itu adalah Bali Utara ( Buleleng ). Alasannya, Bali Utara sangat strategis untuk singgah Perahu Perahu dari berbagai negara kalau dilihat dari jalurnya, Kapas dibawa dari Bukit Cintamani dan lebih dekat dibawa ke Bali Utara. Hal ini juga diperkuat bahwa Desa Julah dan Sembiran merupakan Desa Bali Kuno yang banyak mempunyai peningalan Kuno. Dan bukti tertulis juga mendukung walau rentang waktunya berjauhan yaitu tertulis dalam beberapa prasasti Bali Kuno.

Seperti disebutkan dalam Prasasti Sembiran A IV sebagai berikut
.... mangkana yan hana banyaga, sakeng sabang jong bahitra, cumunduk I manasa ....

Terjemahan :
.... demikianlah, apabila ada saudagar, dari seberang memakai perahu, sampan berlabuh di manasa ....
Letak Manasa diperkiraan berada di Banjar Manasa, Sianbun, Tejakula Buleleng.

Walau ada yang menyebut bahwa Bali Selatan, tetapi itu jauh sesudahnya atau sekitar abad ke 9 Masehi yaitu Pelabuhan Blanjong yang merupakan Pintu kerajaan dari Selatan dengan ditemukannya Prasasti Tugu Batu dari Dinasti Warmadewa berangka tahun 835 Saka
yang juga bisa disebut " Pintu Selatan Kerajaan Singa "

Bagaimanakah migrasi Penduduk Saat itu dan Siapakah Penguasanya ?
Sebagai pelabuhan International, tentu Bali Utara saat itu sangat sibuk, banyak Ras dari berbagai negara, seperti India, Tiongkok dll. Pelaut atau Saudagar India tinggal 2 bulan di Bali Utara sambil menunggu Angin baik, kemungkinan ada yang menikah dengan Penduduk Bali Mula, begitu juga Pelaut atau Saudagar Tiongkok, begitu juga sebaliknya, tidak menutup kemungkinan Orang Bali juga ikut menyebar ke India, Tiongkok dan negara lainnya. Kalau asumsi itu benar, berarti di Bali sudah berpenduduk dan tentu ada yang sebagai Pemimpin ( Penguasa ), tapi tentu sangat sulit menelisik siapa Penguasanya karena tidak ada bukti tertulis, apakah Budaya Hindu sudah masuk saat itu, tentu juga amat sulit mengetahui. Tapi dalam suatu penggalian Sarkofagus didapati di dalamnya ditemukan Kerangka Manusia lengkap, dengan bekal manik manik dan disampingnya juga ditemukan fosil Seoekor Kuda dan yang mengejutkan bahwa Kerangka itu adalah kerangka seorang Abdi. Bekal kubur seorang abdi begitu mewahnya, bisa dibayangkan bagaimana mewahnya prosesi Penguburan Tuannya ( Penguasa ).

Apakah benar, di Bali saat itu sudah ada interaksi antara Penduduk Bali Mula dan Orang orang dari berbagai ras saat itu atau 2.200 tahun yang lampau ?
Para Pakar Sejarah pasti akan mempertanyakannya, karena para pakar biasanya memakai pedoman Prasasti atau bukti bukti tertulis lainnya. Para Ahli berpendapat bahwa Bali memasuki jaman Sejarah di Abad ke 9, berdasarkan Prasasti yang berangka tahun paling tua yaitu 804 Saka.

Tapi
Ada saksi kuat yang sulit untuk dibantah yaitu Peninggalan Purbakala.
Dalam penelitian yang dilakukan di Sembiran, Pacung, serta situs Pangkuk Paruk, Seririt, oleh Mahasiswa Universitas Udaya yang dirangkum dalam Buku " Stratifikasi Sosial Pada Masa Pra Sejarah di Bali " disebutkan Bukti Bukti yang erat dengan Produk produk yang diperdagangkan lebih dari 2000 tahun yang lalu. Bukti yang dimaksud adalah Benda benda yang berhubungan dengan prosesi Penguburan, seperti Sarkofagus begitu juga bekal kubur dan ritual lainnya seperti Gerabah, manik manik kaca dan karmelian, lempengan daun emas penutup mata dari India, Gerabah menunjukkan ciri khas Asia Tenggara, Gerabah dan cermin perunggu dari dinasty Han, Tiongkok.

Bagaima dengan saat ini ?
Banyak Semeton Bali melakukan Perjalanan ke India dengan tujuan Sembahyang ke Kuil Kuil atau tempat tempat bersejarah ( atau ada juga yang bilang Tirtha Yatra ), meperdalam Spiritual, berkerja, berwisata dll.

Dan banyak juga Orang India melakunan perjalanan ke Bali sebagai Turis, menjadi Guru spiritual, bekerja dll

Kenapa disebut Bali Yatra, kenapa bukan Vietnam Yatra, Swarnadwipa Yatra, Jawadwipa Yatra dll. Apa bisa ditarik kesimpulan bahwa Bali sudah terkenal sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu, dan bukan terkenal sejak tumbuh suburnya Pariwisata Abad ke 20 ? Mungkin juga.

Dan besar kemungkinan bahwa Sejak Sebelum Masehi, Bali sudah menjadi Pusat Spiritual
Yang jelas sampai saat ini Peristiwa 2.200 tahun yang lalu tetap rutin dirayakan secara besar besaran di India atau yang dikenal Bali Jatra Festival atau Bali Yatra Festival, dan pernah dalam suatu perayaan juga mengundang Tokoh dari Bali. Dan dilakukan juga ritual untuk mendoakan Pelaut Pelaut yang berlayar jauh dan mungkin Doa itu juga diucapkan 2.200 tahun yang lalu.

Statistis membuktikan bahwa Pada Tahun 2018, India menduduki Peringkat 3
Sebagai Wisatawan yang paling banyak mengunjungi Bali setelah Tiongkok dan Australia.
Apakah ini ada hubungannya dengan Bali Yatra ? Mungkin juga.

Yang jelas bukti menunjukkan bahwa budaya luar secara inten masuk ke Bali dari dulu sampai saat ini dan saya salut dengan Leluhur Bali Purba, Bali Kuno, Bali Mula, Bali Aga yang telah mewariskan tradisi dan Budaya yang adiluhung dan masih bertahan hingga saat ini.
Tradisi dan ritual yang kita dapati saat ini tetap didominasi oleh warisan Manusia Bali Kuno dan bukan tradisi Negara dan daerah lain, mari kita lestarikan

Demikian disebutkan dalam sebuah artikel Majapahit, dan mungkin tulisan ini banyak kekurangan, karena penulisnya bukan Ahlinya, bukan ahli Purbakala, bukan ahli Sejarah tapi Penulis punya sedikit keahlian di bidang Alkohol dengan meracik supaya menjadi Cocktail yang bisa dinikmati oleh Turis Turis.
Sumber :
  • Buku The Ocean Of Charm ( Sanjeev Sanyal )
  • Buku Stratifikasi, Sosial Pada Masa Pra Sejarah Di Bali ( I Wayan Ardika, I Ketut Setiawan, I Wayan Srijaya, Rochtri Agung Bowono )
  • Buku Sejarah Bali Dwipa ( Narendra Dev Pandit Shastri )
  • Prasasti Sembiran A IV Dalam Pasar Pada Masa Bali Kuno ( Kajian Epigrafi ) ( Irfanuddin Wahid Marzuki )
  • Kompas on line 18 Februari 2009