Dalam Galeri Dewata di IG disebutkan, Makhluk ini biasanya dipelihara oleh seseorang dengan tujuan untuk mencuri uang secara gaib. Ada banyak versi wujud Brerong Lelipi ini,
- ada yang menyebutkan mahkluk ini berwujud ular hitam seukuran jari kelingking,
- ada juga yang mengatakan berwujud seekor ular besar namun bisa mengecilkan dirinya hingga seukuran jarum.
Lain lagi dengan penuturan seorang kerabat admin, yang mengaku pernah melihat Bererong Lelipi secara langsung, bahwa mahkluk gaib ini berwujud seekor ular berukuran besar, yang dipunggungnya terikat sebuah karung besar.
Brerong juga mendapat batasan waktu tertentu ketika beraksi. Dalam menjalankan aksinya Brerong Lelipi akan menyelinap ke rumah mana saja sesuka hati mereka dan sekali rumah dimasuki Bererong, pasti ada saja harta yang hilang, entah itu uang, emas, atau benda berharga lainnya.
Brerong Lelipi mengambil harta dengan cara menelannya, sehingga setelah waktu yang ditentukan telah habis, perut si hantu ular ini akan nampak menggembung sangat besar. Saat ia kembali pada tuannya, Bererong akan menggoyangkan badannya dan dari tubuhnya akan keluar sejumlah barang berharga yang tadi mereka curi.
Bererong dikenal sangat licik saat menjalankan aksinya, karena saat terciduk, ia bisa mengelebaui orang yang memergokinya dengan menyelinap di balik tubuh orang lain yang ada didekatnya, sehingga orang itulah yang dituduh sebagai majikannya.
Seseorang yang memelihara brerong biasanya akan menyiapkan suguhan berupa darah babi atau sapi setiap hari tertentu.
Bererong dikenal sangat licik saat menjalankan aksinya, karena saat terciduk, ia bisa mengelebaui orang yang memergokinya dengan menyelinap di balik tubuh orang lain yang ada didekatnya, sehingga orang itulah yang dituduh sebagai majikannya.
Seseorang yang memelihara brerong biasanya akan menyiapkan suguhan berupa darah babi atau sapi setiap hari tertentu.
Selain itu, Brerong juga membutuhkan tumbal nyawa manusia yang dalam istilah Bali disebut sebagai "Guling Buntut".
Si majikan juga disebutkan harus mentaati perjanjian tertentu. Jika dilanggar bisa saja berujung pada kematian.
Sehingga menurut orang Bali untuk menangkal brerong disebutkan dengan salah satunya yaitu dengan rajin mebanten.
***