Kenapa ?
Karena menurut Hindu Dharma, hukum karma itu tidak akan kemana.
Ibarat kita tidak perlu jujur kepada perampok.
Alkisah, pada zaman dahulu ada seorang lelaki miskin menjual gula merah yang dibuat isterinya ke kota.
Isterinya selalu membuat gula merah dengan bentuk bulat dan beratnya 1 Kg.
Dia selalu menjual gula merah itu ke salah satu toko dan membeli kebutuhan-kebutuhan harian mereka untuk sekadar makan.
Suatu ketika pemilik toko itu curiga dengan berat gula merah itu dan dia pun menimbangnya.
Ternyata beratnya tidak sampai 1 Kg, hanya 900 gram.
Tangannya gemetar dan dadanya terasa seperti mau meledak. “Jadi, selama ini dia membohongiku! Berapa banyak kerugian yang aku alami?! Penipu !!”, teriaknya dalam hati.
Dengan tidak sabar, hari itu juga, dia mendatangi lelaki miskin itu dengan membawa gula merahnya.
“Kamu telah menipu saya ! Kamu bilang gula merah ini 1 Kg ternyata hanya 900 Gram saja !”, teriak penjual toko.
Lelaki miskin itu menundukkan kepalanya dan dengan lirih berkata:
“Maaf Tuan, kami orang miskin. Kami tidak punya timbangan di rumah. Dulu, kami membeli beras di toko Bapak seberat 1 Kg dan itulah yang kami jadikan timbangan untuk menimbang gula merah”.
Demikian diceritakan kisah gula merah sekilo dalam group Hindu di fb.
Sabar dan ikhlaslah menerima dan merespon apapun yang hadir di kehidupan kita. Bisa jadi kita sedang melunasi karma kita sendiri. Kesabaran dan keikhlasan dapat menghindarkan kita dari beban hidup karena karma baru yang tidak perlu.
***