Wanigrama

Wanigrama adalah istilah pedagang laki-laki pada zaman dahulu.
Dalam strategi menjual, terkadang para pedagang harus merubah frame cara menawarkan dagangan seperti dalam mengenal medan pasar yang tepat atas barang yang akan dijual, sehingga mendapatkan nilai yang pantas untuk produk-produk yang akan dijual.
Diceritakan sebuah kisah yang sarat makna yaitu seorang anak muda (ref/fb) yang berkeinginan memulai sebuah usaha yaitu untuk menjual ikan hias.

Pada suatu hari, dia sedang memandang ikan arwana agak kebiruan dengan takjub..
Tak sadar Pamannya sudah berada di belakangnya.. "Kamu tahu berapa harga ikan itu?". Tanya sang Paman..
"Tidak tahu". Jawab si Anak Muda..
.
"Coba tawarkan kepada tetangga sebelah!!". Perintah sang Paman.
.
Ia memfoto ikan itu dan menawarkan ke tetangga..
Kemudian kembali menghadap sang Paman. .
"Ditawar berapa nak?" tanya sang Paman. .
"50.000 Rupiah Paman". Jawab si Anak Muda dengan mantap..
"Coba tawarkan ke toko ikan hias!!". Perintah sang Paman lagi..
.
"Baiklah Paman". Jawab si Anak Muda. Kemudian ia beranjak ke toko ikan hias..
.
"Berapa ia menawar ikan itu?". Tanya sang Paman..
.
"800.000 Rupiah Paman". Jawab si Anak Muda dengan gembira, ia mengira sang Paman akan melepas ikan itu..
.
"Sekarang coba tawarkan ke Bapak Haryo, bawa ini sebagai bukti bahwa ikan itu sudah pernah ikut lomba". Perintah sang Paman lagi..
.
"Baik Paman". Jawab si Anak Muda. Kemudian ia pergi menemui Pak Haryo yang dikatakan Pamannya. Setelah selesai, ia pulang menghadap sang Paman.
.
"Berapa ia menawar ikannya?".
.
"50 juta Rupiah Paman".
.
Ia terkejut sendiri menyaksikan harga satu ikan yang bisa berbeda-beda..
.
"Nak, aku sedang mengajarkan kepadamu bahwa kamu hanya akan dihargai dengan benar ketika kamu berada di lingkungan yang tepat..".
  • Kita semua adalah orang biasa dalam pandangan orang-orang yang tidak mengenal kita
  • Kita adalah orang yang menarik di mata orang yang memahami kita.
  • Kita istimewa dalam penglihatan orang-orang yang mencintai kita.
  • Kita adalah pribadi yang menjengkelkan bagi orang yang penuh kedengkian terhadap kita.
  • Kita adalah orang-orang jahat di dalam tatapan orang-orang yang iri akan kita.
Pada akhirnya, setiap orang memiliki pandangannya masing-masing, maka tak usah berlelah-lelah agar tampak baik...

Tapi berusahalah terus melakukan kebaikan dan menjalankan apapun dengan keihklasan.
***