Dan seorang panedun (penyalin) lontar adalah beliau-beliau para steak holders bahasa dan sastra dan aksara Bali sendiri.Dalam aktivitas penulisan lontar para steak horder ini menyiapkan bahan-bahan yang utama seperti pengrupak dll sebagaimana dijelaskan dalam salah satu naskah manuskrip penambang peradaban karakter;
Lontar terbuat dari daun alami pohon Tan/Rontal.
Lontar mempunyai kekuatan yang luar biasa, dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama, berabad-abad.Bagi masyarakat Bali lontar memiliki wibawa tersendiri, taksu (kekuatan ilahi), dan dihormati sebagai sumber berbagai ilmu pengetahuan lahir dan batin.
Kualitas lontar yang penulis citrakan itu tidak lepas dari dasar-dasar budaya dan keyakinan masyarakat Bali yang melahirkannya.
Di samping itu semua, lontar Bali dibuat dengan cara yang saksama, teknologi tradisional, kesabaran yang tinggi, dan dalam suasana yang khusuk, sehingga menghasilkan lempiran lontar sehelai demi selehelai hingga menjadi lontar pepesan yang siap ditulisi.
***